Telko.id – Smartphone dengan brand Motorola yang telah diakuisisi oleh Lenovo beberapa waktu lalu, hingga saat ini belum menginjakan kakinya di industri smartphone Tanah Air.
Padahal, smartphone yang digadang-gadang bakal menjadi smartphone untuk lini High-End Lenovo ini telah lama berkeliaran di berbagai pasar di negara lain. Lenovo Indonesia pun sejatinya sangat ingin memasukan smartphone ‘moto’ tersebut ke Indonesia. Jika berkaca pada komentar Adrie R. Suhadi, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia beberapa waktu lalu, Ia menyatakan bahwa akan segera memasukan smartphone dengan Brand Motorola ketika sudah siap akan TKDN.
Lantas, mengapa hingga saat ini belum ada tanda-tanda Motorola akan hadir di Indonesia? Ditemui pada peluncuran Lenovo Vibe K5 Plus di Jakarta (14/5), Adrie menjelaskan alasan mereka belum menghadirkan smartphone premium Motorola di pasar Indonesia.
Ia mengungkapkan, “Kita masih menunggu assessment pabrik, karena untuk software Motorola kan agak beda, jadi karena teknologinya lebih Sophisticated sehingga perlu adanya rekanan pabrik yang sanggup mengerjakan itu,” ujarnya disela peluncuran dan program bundling Vibe K5 Plus dengan Smartfren.
Adrie juga mengakui, masalah TKDN juga masih menjadi alasan mengapa handset Motorola tak kunjung tiba di Indonesia.
“Kita juga masih menunggu kejelasan TKDN mengenai aturan software, kalau memang boleh software ya kita juga akan pelajari gimana chance nya untuk memasukan Motorola,” tambah Adrie.
Seperti diketahui, skema baru aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G tinggal menyisakan dua skema, yaitu 100 persen hardware atau 100 persen software. Padahal, sebelumnya pemerintah memberikan lima opsi untuk pemenuhan aturan ini.
Menurut I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin, rata-rata industri keberatan dengan skema tersebut sehingga diputuskan untuk diubah menjadi dua skema saja.
Menanggapi hal tersebut, Adrie mengaku belum mendapatkan keterangan resmi dari Kemenperin terkait dengan skema baru ini. “Saya baru dengar, dan saya mau minta kejelasan dulu tentang peraturan yang baru ini,” jawab Adrie.
Ketika disinggung ingin memilih antara dua skema ini, Adrie menjelaskan untuk saat ini mereka masih memilih untuk hardware karena mereka sudah berinvestasi dalam pabrik perakitan.
“Sudah pasti kita akan memilih hardware karena kita sudah investasi, hanya saja kita kan juga punya Motorola, kalau Motorola ada chance untuk software ya kita akan pelajari juga tentang softwarenya, cuma saya belum mendapatkan detilnya untuk skema software,” tukasnya.