Telko.id – Samsung Electronics Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan talenta digital generasi muda melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Samsung Solve for Tomorrow (SFT) dan Samsung Innovation Campus (SIC).
Sejak diluncurkan, kedua program ini telah menjangkau ribuan pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di seluruh Indonesia.
Program SFT dan SIC dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan digital terkini seperti Coding dan Programming, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI).
Tidak hanya berfokus pada teori, program ini juga mendorong peserta untuk menciptakan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, mengatakan, “Samsung konsisten mendampingi perjalanan Indonesia menuju masyarakat digital.
Kami bangga program Samsung Innovation Campus dan Samsung Solve for Tomorrow telah menjangkau ribuan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah.”
Menurutnya, program ini memberikan pengalaman langsung bagaimana teknologi bisa membawa perubahan positif di lingkungan sekitar.
Ke depan, Samsung berkomitmen terus mendukung lahirnya talenta digital baru yang akan menjadi motor penggerak masa depan Indonesia.

Dampak Positif bagi Masyarakat
Sejak diluncurkan pada 2023, Solve for Tomorrow telah menjadi wadah pengembangan kapasitas melalui workshop design thinking, pendampingan mentor, dan penerapan AI. Pada tahun pertama, program ini diikuti 309 tim dengan 1.087 peserta.
Prestasi ini mengantarkan Samsung meraih Platinum Award kategori Best Provision of Literacy and Education di ajang Global CSR & ESG Summit 2024.
Pada 2025, antusiasme peserta semakin meningkat dengan 2.603 pendaftar dari seluruh Indonesia. Sebanyak 2.274 peserta lolos ke babak penyisihan, seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya di Telko.id.
Peserta terbagi dalam dua tema utama, yaitu Environmental Sustainability via Technology (1.439 peserta) dan Social Change Through Sport & Tech (835 peserta).
Baca Juga:

Inovasi dari Generasi Muda
Berbagai inovasi lahir dari program SFT dan SIC. Pada 2024, SFT menghadirkan karya inovatif berbasis AI, seperti alat deteksi risiko sudden cardiac death Portable Kit D-Dimer Level Detector dari Tim Solyd Ias Universitas Brawijaya.
Ada juga aplikasi pendeteksi karies gigi Dentalint dari Tim Cemerlang Universitas Gadjah Mada.
Di kategori SMA, Tim Masetasia MAN Insan Cendekia Serpong menciptakan situs deteksi gejala demensia.
Sementara tim SMAN 1 Sidoarjo membuat aplikasi penerjemah bahasa isyarat HandsTalk yang dapat menunjang komunikasi melalui Google Meet dan WhatsApp.
Dari sisi SIC, tim PawPal dari BINUS University merancang perangkat IoT dan AI untuk membantu anak-anak mengurangi waktu menatap layar dengan pendekatan gamifikasi. Tim Daely dari Universitas Bina Nusantara meluncurkan AI and IoT-Based Drowsiness Detection System for Drivers yang meraih Merit Award di ajang Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA) 2024.
Seperti dilaporkan dalam artikel Telko.id, semifinalis SFT 2025 mengangkat tema teknologi untuk olahraga dan lingkungan, menunjukkan relevansi program dengan kebutuhan aktual masyarakat.

Hingga 2025, lebih dari 20.000 pelajar dan mahasiswa serta ratusan guru telah mengikuti SIC. Pendaftar Samsung Innovation Campus Batch 6 meningkat sekitar 40% dibandingkan batch sebelumnya, menunjukkan tingginya antusiasme generasi muda terhadap pengembangan keterampilan digital.
Program ini sejalan dengan visi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melahirkan inovator muda yang siap menghadapi tantangan global. Riset Samsung menunjukkan bahwa 78% generasi muda di Asia Tenggara telah memanfaatkan AI untuk pembelajaran.
Keberhasilan program SFT dan SIC tidak hanya terlihat dari jumlah peserta, tetapi juga dari dampak nyata yang dihasilkan. Ratusan proyek inovatif telah lahir, mulai dari solusi lingkungan berbasis IoT hingga aplikasi edukasi berbasis AI.
Program ini juga memperkuat kolaborasi dengan institusi pendidikan, pemerintah, dan NGO, memastikan keberlanjutan dan dampak positif bagi ekosistem pendidikan digital Indonesia.
Melalui SFT dan SIC, Samsung tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga membentuk generasi muda sebagai problem-solver yang siap menjadi penggerak perubahan menuju masa depan digital yang inklusif dan berkelanjutan. (Icha)