Telko.id – Samsung Electronics baru saja mengumumkan hasil keuangan kuartal pertama 2025 dengan pendapatan konsolidasi mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah—KRW 79,14 triliun.
Pendapatan Samsung ini tidak hanya mencerminkan ketangguhan bisnis mereka, tetapi juga strategi cerdas di balik layar.
Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan perdagangan, Samsung berhasil mencatatkan laba operasional sebesar KRW 6,7 triliun.
Kinerja ini didorong oleh penjualan kuat seri flagship Galaxy S25 dan produk bernilai tambah tinggi. Namun, tantangan tetap ada, terutama di Divisi DS (Device Solutions) yang mengalami penurunan pendapatan.
Baca juga : Samsung Bespoke AI: Solusi Rumah Pintar, Hidup Jadi Makin Praktis
Lalu, bagaimana Samsung mempertahankan momentum ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Rekor Pendapatan dan Strategi R&D yang Agresif
Samsung tidak main-main dalam berinovasi. Perusahaan ini mengalokasikan anggaran R&D tertinggi sepanjang sejarah pada tahun 2024, dengan peningkatan 16% di kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya—mencapai KRW 9 triliun.
Investasi besar-besaran ini menunjukkan komitmen Samsung untuk tetap menjadi pemimpin di industri teknologi.
Meskipun ketidakpastian makroekonomi masih membayangi, Samsung optimis kinerjanya akan membaik di paruh kedua tahun ini. Asumsi ini didasarkan pada proyeksi permintaan AI yang terus tumbuh dan peluncuran produk-produk inovatif.
Divisi DS: Tantangan dan Peluang di Pasar Semikonduktor
Divisi DS mencatat pendapatan KRW 25,1 triliun dan laba operasional KRW 1,1 triliun. Sektor Memory Business menjadi penyumbang utama, didorong oleh penjualan server DRAM dan permintaan NAND yang mulai pulih.
Namun, tantangan seperti penurunan harga jual rata-rata (ASP) dan penjualan HBM yang terhambat oleh kontrol ekspor chip AI sedikit menggerus keuntungan.
Ke depan, Samsung berencana memperkuat posisinya di pasar bernilai tambah tinggi dengan fokus pada AI server dan produk HBM3E 12H yang lebih canggih. Untuk NAND, transisi ke Generasi ke-8 V-NAND akan dikebut untuk meningkatkan daya saing biaya.
MX Business: Galaxy S25 Jadi Penopang Utama
Divisi MX (Mobile Experience) dan Networks menjadi bintang dengan pendapatan KRW 37 triliun dan laba operasional KRW 4,3 triliun.
Kesuksesan ini tak lepas dari penjualan Galaxy S25 yang dilengkapi fitur AI mutakhir. Efisiensi biaya dan penurunan harga komponen juga berkontribusi pada profitabilitas yang solid.
Di kuartal kedua, Samsung berencana meluncurkan Galaxy S25 Edge dan memperluas jajaran smartphone AI dengan menghadirkan “Awesome Intelligence” ke seri Galaxy A.
Sementara di paruh kedua tahun ini, fokus akan beralih ke penguatan lini foldable dengan pengalaman AI yang lebih berbeda.
Display dan Visual: Inovasi yang Terus Berlanjut
Samsung Display Corporation (SDC) mencatat pendapatan KRW 5,9 triliun dan laba operasional KRW 0,5 triliun. Bisnis layar besar menunjukkan perbaikan berkat peluncuran produk QD-OLED monitor baru. Sementara itu, bisnis layar mobile menghadapi tantangan musiman.
Di kuartal mendatang, SDC akan fokus pada permintaan monitor gaming dan persiapan produk foldable. Sedangkan di paruh kedua tahun ini, diferensiasi teknologi akan menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian pasar.
Dari laporan ini, terlihat jelas bahwa Samsung tidak hanya bertahan, tetapi terus berinovasi di tengah tantangan. Dengan strategi yang tepat, raksasa teknologi ini siap menyambut masa depan yang lebih cerah. (Icha)