Telko.id – Seberapa jauh penggunaan AI pada generasi muda dalam keseharian mereka? Jawabannya mungkin lebih mencengangkan dari yang Anda bayangkan.
Menurut survei terbaru Samsung Electronics, hampir 90% anak muda di Asia Tenggara telah menjadikan AI sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian mereka.
Angka ini bukan sekadar statistik—ini adalah bukti bagaimana revolusi digital telah mengubah cara generasi Z dan milenial belajar, berkarya, dan berinteraksi.
Survei yang dilakukan terhadap 884 responden berusia 13-24 tahun di lima negara—Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand—ini mengungkap pola penggunaan AI yang menarik.
Baca juga : Anak Muda Indonesia Bersama Samsung dan UNDP Wujudkan SDGs Lewat Generation17
Ternyata, perangkat seluler menjadi gerbang utama akses mereka ke dunia kecerdasan buatan. Di Indonesia sendiri, 78% generasi muda mengandalkan smartphone untuk berinteraksi dengan layanan AI, angka tertinggi di kawasan ini.
Fakta ini sekaligus menegaskan betapa sentralnya peran perangkat mobile dalam transformasi digital.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat AI begitu menarik bagi generasi muda? Dan bagaimana Samsung merespons tren ini dengan inovasi terbarunya? Mari kita telusuri lebih dalam.
AI Bukan Lagi Masa Depan, tapi Kenyataan Hari Ini
Bagi kebanyakan orang dewasa, AI mungkin masih terasa seperti teknologi masa depan. Namun bagi generasi muda Asia Tenggara, ini sudah menjadi realitas yang mereka hidupi setiap hari. Survei Samsung menunjukkan tiga penggunaan utama AI di kalangan anak muda:
- Pembelajaran (78%)
- Kreativitas (56%)
- Pencarian informasi (38%)
Yang menarik, pola di Indonesia sedikit berbeda dengan 73% untuk pembelajaran, 56% kreativitas, dan 32% pencarian informasi.
“Generasi muda kami tidak hanya mengonsumsi AI, mereka memanfaatkannya untuk mengekspresikan diri dan memecahkan masalah,” ungkap CU Kim, President and CEO of Southeast Asia and Oceania Samsung Electronics.
Smartphone: Jantung Revolusi AI Generasi Muda
Fakta mencolok dari survei ini adalah dominasi perangkat seluler sebagai medium utama akses AI. Sebanyak 60% responden di Asia Tenggara lebih memilih smartphone untuk berinteraksi dengan layanan AI.
Di Indonesia, angka ini melonjak hingga 78%—sebuah bukti nyata bagaimana perangkat mobile telah menjadi ekstensi diri generasi digital.
Samsung, sebagai salah satu pelopor smartphone AI, merespons tren ini dengan menghadirkan Galaxy AI pada seri terbarunya.
Fitur-fitur seperti Circle to Search dan Math Solver di Samsung Notes dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan generasi muda yang haus akan solusi praktis dan kreatif.
“Galaxy S25 kami bukan sekadar smartphone, tapi partner AI yang memahami kebutuhan pengguna,” tambah Kim.
Optimisme dan Realisme Menyambut Masa Depan Karier di Era AI
Yang paling menarik dari survei ini adalah persepsi generasi muda tentang dampak AI terhadap masa depan karier mereka.
Sebanyak 65% responden di Asia Tenggara percaya AI akan menciptakan lapangan kerja baru—angka yang lebih tinggi lagi di Indonesia (72%). Namun mereka juga realistis: 81% menyadari AI akan menggantikan beberapa jenis pekerjaan.
Kesadaran ini memicu minat besar untuk menguasai keterampilan AI. Tujuh dari sepuluh responden menyatakan keinginan kuat untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi ini.
“Inilah mengapa kami menghadirkan Samsung Innovation Campus, untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan AI, IoT, dan Big Data,” jelas Kim.
Media Sosial: Katalisator Literasi AI Generasi Muda
Survei ini juga mengungkap peran krusial media sosial dalam membentuk persepsi dan penggunaan AI. Sebanyak 77% responden mengaku pemahaman mereka tentang AI banyak dipengaruhi oleh platform sosial.
Di Indonesia, pengaruh ini bahkan lebih kuat dengan 82% generasi muda mengaku media sosial membentuk cara mereka memandang AI.
Namun, Samsung menyadari perlunya pendekatan yang bertanggung jawab. Fitur seperti Personal Data Engine pada Galaxy S25 dirancang untuk memastikan pengalaman AI yang aman dan privat. “Kami ingin generasi muda bisa mengeksplorasi AI dengan percaya diri,” tegas Kim.
Dengan tingginya adopsi AI di kalangan generasi muda Asia Tenggara, terutama melalui perangkat seluler, masa depan teknologi di kawasan ini tampaknya akan semakin dinamis.
Samsung, melalui berbagai inisiatif seperti Solve for Tomorrow dan Innovation Campus, berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan perangkat canggih tapi juga membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan.
Pertanyaan besarnya sekarang adalah—bagaimana kita memastikan revolusi AI ini inklusif dan bermanfaat bagi semua?