Telko.id – Setelah beberapa waktu lalu sempat diterbangkan di Sri Lanka, balon Google – yang merupakan bagian dari layanan internet kecepatan tinggi perusahaan yang dikenal sebagai “Proyek Loon” – dikabarkan telah jatuh di sebuah perkebunan teh.
Penduduk desa menemukan sebuah balon dengan peralatan elektronik kempis di tengah kawasan perkebunan teh di Gampola pada Rabu malam. Demikian dilaporkan Phys, Senin (22/2).
“Pekerja di perkebunan teh menemukan itu jatuh di perkebunan. Mereka mengambil potongan-potongan (balon) itu dan membawanya ke stasiun,” ungkap sebuah sember.
Namun, Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sri Lanka, yang mengkoordinasikan tes tersebut dengan Google, menggambarkan pendaratan balon tersebut sebagai sesuatu yang terkontrol dan terjadwal.
“Balon Google loon mendarat aman di bawah prosedur operasi standar yang ada sebagai bagian dari tes,” ungkap Kepala ICTA, Muhunthan Canagey melalui akun Twitter-nya. Namun, ICTA sendiri menolak untuk berkomentar ketika disinggung mengenai rincian pendaratan.
Seperti diketahui, satu dari tiga balon Google memasuki ruang udara Sri Lanka pada Senin lalu, setelah diluncurkan dari Amerika Selatan. Peluncuran ini merupakan bagian dari rencana bersama antara raksasa internet AS dan Colombo untuk memberikan akses internet kecepatan tinggi yang didukung oleh balon helium.
Pemerintah mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan mengambil 25 persen saham di perusahaan patungan dengan Google. Sri Lanka tidak menginvestasikan modal apapun, tetapi akan menerima saham sebagai imbalan pengalokasian spektrum untuk proyek tersebut.
Sementara 10 persen sisanya akan ditawarkan kepada penyedia layanan telepon yang ada di pulau itu. Ia menjanjikan untuk memperluas cakupan dan harga yang lebih murah untuk layanan data.
Balon-balon Google sendiri, saat sampai stratosfer, akan dua kali lebih tinggi dari pesawat komersial dan bergerak dengan angin menggunakan algoritma yang memberitahu mereka kemana untuk pergi. Google telah mengatakan bahwa balon-balon itu akan memiliki umur sekitar 180 hari, tetapi dapat didaur ulang.
Saat ini, kurang dari seperempat dari lebih dari 20 juta populasi di Sri Lanka memiliki akses reguler ke Internet. Selain menjadi negara pertama di Asia Selatan yang memperkenalkan ponsel pada tahun 1989, Sri Lanka juga menjadi negara pertama di wilayah tersebut yang mengungkap jaringan 4G dua tahun lalu.