Telko.id – Dengan lebih dari US$1,5 milyar tersedia di luar sana, pemerintah India mendesak 20 kota pintar di negaranya untuk segera mengajukan permohonan dana dari badan-badan internasional seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Pembangunan BRICS. Desakan ini datang sebagaimana India terus membuktikan diri sebagai salah satu pendukung inisiatif kota pintar terbesar di dunia dalam rangka menggerakkan pembangunan ekonomi.
Menurut Voice & Data, Kementerian Pembangunan Perkotaan telah mendorong 20 kota yang terpilih dalam putaran pertama kompetisi untuk tidak membuang waktu dalam menerapkan proyek kota pintar ini. Apalagi, beberapa lembaga keuangan global juga telah mengalokasikan peningkatan jumlah uang untuk inisiatif kota pintar ini.
Seperti dilaporkan Readwrite, Selasa (3/5), ADB telah menyediakan US$1 miliar untuk pinjaman proyek kota pintar, sementara Bank Dunia mengatakan misi kota pintar India bisa mengakses sampai US$500 juta dari ‘kantong’ mereka.
Sekretaris Kementerian, Rajiv Gauba membahas penggunaan dana ini dalam kaitannya dengan rencana kota pintar sejumlah kota di negaranya, seperti Udaipur, Jaipur, Ludhiana, Ahmedabad, Jabalpur, Surat, Pune dan Bhubaneswar.
Secara khusus, Gauba mendesak kota pintar di India untuk segera membuat rating kredit dari lembaga yang disetujui oleh Securities and Exchange Board of India (SEBI) agar lebih mudah mengakses pendanaan internasional. 85 kota sudah mulai bergerak untuk membuat rating kredit dan ia mengatakan bahwa dalam waktu satu tahun, 500 kota di bawah Atal Mission for Rejuvenation and Urban Transformation (AMRUT) akan mendapatkan rating kredit.
Gauba menekankan pentingnya kota di India untuk meningkatkan inisiatif kota pintarnya dengan merangkul mobilisasi sumber daya melalui obligasi daerah. Selama diskusi ini, terungkap bahwa Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya bersedia untuk bertindak sebagai penasihat transaksi untuk obligasi yang diterbitkan oleh Pune Municipality, yang memiliki rating kredit ‘AA Stabil’.
Sebuah proyek kota pintar yang terbukti cukup populer dalam diskusi Gauba adalah konversi dari becak roda tiga bertenaga gas ke becak bertenaga listrik. Dia mengatakan telah meminta kepada para pejabat senior Departemen untuk menyiapkan kertas kebijakan untuk konversi becak. Permintaan untuk kerangka kebijakan muncul setelah kota pintar Ludhiana merencanakan untuk mengkonversi 30.000 kendaraan ke becak elektrik, sesuatu yang ingin ditiru oleh banyak kota lainnya di India.
Selain kota pintar, dalam diskusi ini dibahas juga mengenai sebuah proyek yang akan diluncurkan bulan Juni tahun ini. Proyek tersebut meliputi area seperti pengelolaan limbah dan air bersih, transportasi, pencahayaan, e-governance, publik Wi-Fi dan pembayaran umum kartu.