Jakarta – Tahun lalu, lisensi Fixed Wireless Access (FWA) Bakrie Telecom dicabut. Untuk tetap melayani para pelanggannya, operator ini menjalin kerjasama penyelenggaraan jaringan bersama dengan Smartfren pada Desember 2014. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat mendorong peralihan teknologi CDMA menuju jaringan mobile generasi keempat Long Term Evolution (4G LTE).
Kemudian, April 2015 lalu Bakrie telecom sudah memiliki lisensi seluler yang membuat operator ini lebih leluasa dalam melayani pelanggannya. Ijin tersebut membuat operator ini dapat memberikan pelayanannya ke seluruh wilayah Indonesia tanpa bergantung kode area lagi. Dengan adanya lisensi tersebut, Bakrie Telecom berencana meluncurkan layanan seluler dengan teknologi 4G LTE.
“Rencananya tahun depan kita akan meluncurkan layanan seluler 4G LTE dengan merek baru, bekerja sama dengan penyelenggara jaringan yang lain,” kata Jastiro Abi, Direktur Utama Bakrie Telecom menjelaskan.
Setelah pengalihan frekuensi 850 MHz seluas 5MHz yang dilakukan oleh Esia kepada Smartfren, maka kedua operator ini memiliki 10 MHz di spectrum 850 MHz. Jadi, jaringan akan dimiliki oleh Smartfren, sedangkan Bakrie Telecom dapat memanfaatkan jaringan untuk memberikan layanan pada pelanggannya.
Spektrum tersebut digunakan untuk menggelar jaringan internet 4G LTE karena pemerintah telah memberi ijin teknologi netral di spectrum tersebut. Teknologi netral memungkinkan operator telekomunikasi menggelar dua jaringan dalam satu rentang spectrum, misalnya 2G dan 4G yang berjalan bersama di 850 MHz. Rencananya, Bakrie Telecom ini akan menyediakan layanan 4G LTE berbasis Frekuensi Division Duplexing (FDD). (Icha)