Belum lagi 4G LTE di Indonesia komersial secara keseluruhan di Bumi Pertiwi ini, isu 5G sudah mulai didengungkan oleh para perusahaan jaringan. Bahkan beberapa Negara sudah mulai mengadakan uji jaringan. Seperti DoCoMo, operator besar di Jepang.
Berdasarkan hasil kajian dari dari Jupiter Research, akan ada 240 juta koneksi 5G pada 2025 mendatang. Dan pendapatan yang akan dicapai adalah lebih dari 65 miliar US$. Dengan pertumbuhannya mencapai 266% antara 2020 sampai 2025.
Melihat dari angka yang disuguhkan oleh Jupiter Research ini tentu cukup menggiurkan. Walau demikian, lembaga riset ini mengingatkan bahwa data tersebut hanya merepresentasikan 3% dari koneksi Global Mobile. Artinya, setelah 2025, 5G ini akan jauh lebih besar lagi menghasilkan revenue untuk operator. Di sisi lain, tentu konsumen pun akan mendapatkan pengalaman baru dalam melakukan komunikasi.
International Telecommunication Union (ITU) sendiri, sebagai organisasi telekomunikasi dunia baru akan mengkomersialkan 5G pada tahun 2010. Lembaga ini akan mengatur teknis sistem radio untuk memfasilitasi 5G dengan mempertimbangkan persyaratan jangkauan dari skenario masa yang komprehensif, termasuk teknologi antar generasi. Dengan demikian, 5G akan dapat berkembang perpindahan konsumen ke teknologi baru ini juga dapat berjalan mulus.
Teknologi 5G ini menawarkan kecepatan setidaknya10Gbps dan menggunakan frekuensi 6-100Ghz. Teknologi ini akan menyediakan efisiensi spectral yang tinggi, latency dan memiliki sistem untuk meningkatkan kapasitas. ITU menyatakan bahwa komersial 5G ini baru dapat dilakukan setelah 2020. Baru pada 2025 adopsi besar-besaran terjadi.
Dengan adanya teknologi 5G ini maka para produsen sudah bersiap-siap. Selain untuk mempermudah dalam konektifiti, juga akan mengadopsi Internet of Everything (IoE) yang mampu melakukan koneksi antara decives, Appliances, Vehicles dan infrastruktur di Smart Home dan Smart Cities.
Indonesia sendiri, saat ini masih konsentrasi untuk mengimplemntasikan 4G. “Penerapan teknologi 5G makan waktu lama karena belum adanya model bisnis 5G yang siap digunakan Indonesia,” ujar Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika
usai konferensi Indosat IDByte 2015 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Jumat (2/10/2015).
Rudiantara baru akan memikirkan implementasinya setelah model bisnisnya sudah ada. “Kami belum memiliki model bisnisnya. Kalau model bisnisnya sudah ada, baru kita laksanakan. Bahkan Jepang membangun teknologi 5G dengan target selesai pada 2020. Mereka ingin memanfaatkan teknologi tersebut untuk Olympic dan Paralympic,” imbuhnya. (Icha)