spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Tecno Spark Go 2024

Oppo Reno11 Pro (China)

ARTIKEL TERKAIT

Soal Turunnya Tarif Interkoneksi, Ini Tanggapan Pengamat

Telko.id – Pemerintah memang belum mengetuk palu terkait dengan besaran penurunan tarif interkoneksi antar operator di Indonesia. Namun, beberapa operator telah mengungkapkan harapan mereka terkait besaran penurunan tarif interkoneksi ini.

Penurunan tarif interkoneksi sebesar 20% saat ini juga masih digodok oleh Pemerintah, dalam hal ini Kominfo selaku regulator. Namun, beberapa operator sebelumnya mengutarakan keinginan mereka agar tarif interkoneksi dapat turun hingga 40%, mengingat dampaknya yang bisa dirasakan oleh masyarakat secara signifikan.

Lantas, bagaimana menurut pengamat dan pakar telekomunikasi? Di temui pada   salah konferensi pers di Jakarta (17/5), Hasnul Suhaimi selaku pakar telekomunikasi yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur XL ini mengungkapkan pentingnya penurunan tarif interkoneksi agar tidak ada batasan bagi setiap orang untuk melakukan panggilan dari satu operator ke operator lainnya.

“Secara prinsip, interkoneksi itu diupayakan agar serendah mungkin supaya tidak ada batasan orang untuk menelpon dari satu operator ke operator lainnya. Sekarang kalau kita lihat, orang telpon ke sesama operator itu murah, tapi ketika ke operator lain mahalnya minta ampun,” ujar pria yang dulu kerap memegang peranan penting di industri telekomunikasi Indonesia.

Ia menambahkan, pentingnya penurunan tarif interkoneksi adalah agar menjadikan industri telekomunikasi di Indonesia menjadi sehat, karena tidak adanya subsidi silang antar operator ketika melakukan panggilan dengan operator lainnya.

Lebih lanjut, Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini memaparkan jika memang ada tarif tambahan ketika menelepon ke operator lainnya, setidaknya tidak terlampau jauh dibandingkan dengan sesama operator, agar lebih murah.

Disinggung mengenai pemerintah yang akan menurunkan tarif interkoneksi sebesar 20%,  Hasnul mengaku tidak bisa berbicara banyak lantaran Ia bukan pemain di industri ini lagi.

“Jika dilihat dari prinsipnya, semakin kecil tarif interkoneksi akan semakin baik sehingga tidak ada batas bagi seseorsng untuk melakukan panggilan,” ucap Hasnul.

Ia juga berujar, seharusnya jika memang tarif interkoneksi turun maka operator juga harus menurunkan tarif panggilan ke operator lain dan jangan sampai nanti, interkoneksinya diturunkan tetapi tarif dari operator tetap saja segitu. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat bisa merasakan bahwa tarif antar operator juga ikut turun.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai jumlah ideal dari penurunan tarif interkoneksi ini sendiri, Hasnul menjawab, “sebagai pengamat, saya hanya bisa mengatakan sebisa mungkin serendah mungkin tarif interkoneksi yang berlaku, agar masyarakat menelepon benar-benar dengan cost dan bukan lagi cross subsidi. Saya fikir, kalau bisa turunnya berkisar antara 40-50% dari tarif saat ini,” tutup Hasnul.

Sekadar informasi, Hasnul Suhaimi merupakan seorang pakar telekomunikasi yang pernah bekerja di berbagai operator di Indonesia. Mulai dari jajaran direksi PT. IM3, kemudian sempat merasakan sebagai Direktur Utama PT. Indosat pada 2005 hingga memutuskan untuk pensiun dan mengakhiri jabatannya sebagai Presiden Direktur XL pada April 2015 silam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU