Telko.id, Jakarta – Twitter mengikuti jejak Instagram untuk memerangi berita palsu seputar anti vaksin. Baru-baru ini, perusahaan meluncurkan alat pencarian terbaru untuk memerangi hoaks yang dibuat oleh oknum tertentu platform mereka.
Dilansir Telko.id dari CNET pada Rabu (15/05/2019), melalui alat tersebut pengguna akan diarahkan ke sumber yang kredibel jika ingin mencari informasi terkait vaksin. Di Amerika Serikat (AS) pihak Twitter telah bermitra dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS, dengan mengarahkan pengguna ke situs Vaccines.gov.
Alat ini sudah berfungsi saat Anda menekan kata Vaksin di kolom pencarian Twitter. Hasilnya, Anda akan diarahkan ke situs Vaccines.gov supaya mendapatkan informasi yang kredibel terkait vaksin.
{Baca juga: Facebook dan Google Biang Wabah Penyakit Campak?}
Alat baru ini muncul ketika perusahaan teknologi menghadapi tekanan yang meningkat dari anggota parlemen, aktivis dan pakar kesehatan untuk mencegah hoaks anti vaksin di media sosial. Informasi yang keliru bukannya tidak mungkin berkontribusi pada penyebaran wabah campak di AS.
Adapun alat ini tersedia di iOS, Android, dan mobile.twitter.com di Amerika Serikat dalam bahasa Inggris dan Spanyol, Kanada dalam bahasa Inggris dan Prancis, Inggris, Brasil, Korea, Jepang, Indonesia, Singapura, dan negara-negara di Amerika Latin.
Twitter tidak sendiri dalam memerangi kampanye anti vaksin. Menyusul kekhawatiran akan wabah campak yang terus menyebar di AS, Instagram memblokir beberapa tagar anti-vaksin yang menyebarkan informasi yang salah di seluruh platform.
{Baca juga: Instagram Makin Getol Blokir Tagar Anti-Vaksin}
Juru bicara Instagram, Stephanie Otway mengkonfirmasi pada hari Jumat bahwa aplikasi akan memblokir #vaccineskill. Menambah panjang daftar tagar yang dilarang, menyusul #vaccinescauseautism, #vaccinescauseaids dan #vaccinesarepoison, yang diharamkan perusahaan sehari sebelumnya (Kamis).
Dilaporkan HuffPost, tindakan ini disebut Otway dilakukan demi memerangi informasi palsu dalam posting dengan tagar tersebut, serta tagar itu sendiri. Itu artinya, pengguna tidak akan dapat mencari tagar tersebut, dan mengklik tagar itu tidak akan memunculkan hasil apapun. [NM/IF]