Telko.id, Jakarta – Pemerintah China dituding balas dendam atas keputusan Kanada untuk menangkap seorang eksekutif Huawei, Meng Wanzhou beberapa waktu lalu. Negara ini menahan seorang warga negara Kanada terkait kepemilikan narkoba.
Menurut juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang, penangkapan tersebut merupakan bentuk sikap tegas terhadap para mahasiswa asing di Yantai, Provinsi Shandong.
Total, otoritas setempat telah menangkap 19 orang yang terlibat kasus narkoba. Dari jumlah itu, 16 orang di antaranya merupakan warga asing.
{Baca juga: Oops! Bos Huawei Ketahuan Bawa iPhone Saat Diciduk Polisi}
Mengenai penangkapan tersebut, seperti dilaporkan Reuters, pemerintah China sudah menginformasikan kepada kedutaan besar para tersangka. Dikutip Telko.id, Selasa (16/7/2019), identitas warga negara Kanada yang ditahan dirahasiakan.
Penangkapan itu terjadi setelah Beijing menahan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan pengusaha Michael Spavor yang membantu pemain NBA, Dennis Rodman ke Korea Utara.
Berbagai pihak menilai, penangkapan terhadap seroang mahasiswa berkewarganegaraan Kanada merupakan bentuk tindakan balas dendam. Pemerintah China ingin membalas keputusan Kanada atas kasus penangkapan Meng Wanzhou atas permintaan Amerika Serikat (AS).
Meng Wanzhou dituduh melakukan kebohongan untuk berbisnis dengan Iran yang tengah menjalani sanksi dari AS. Meng Wanzhou kemudian dibebaskan dengan jaminan. Meski demikian, penangkapannya telanjur memicu krisis diplomatik nan sengit antara pejabat Ottawa dan Beijing.
{Baca juga: AS Segera Izinkan Perusahaan Setor Komponen ke Huawei}
Imbas dari kejadian itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau meminta duta besar untuk China, John McCallum untuk mengundurkan diri pada akhir Januari 2019. Keputusan tersebut keluar beberapa hari setelah McCallum melontarkan kritik atas permintaan ekstradisi AS untuk pimpinan Huawei.
Komentar McCallum terkait Meng Wanzhou menjadi berita utama. McCallum berbicara singkat kepada anggota parlemen mengenai nasib dua warga Kanada yang ditahan di China. Satu orang di antaranya terancam hukuman mati, yang dipandang sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing. (SN/FHP)
Sumber: Reuters