Telko.id – Industri smartphone saat ini diisi oleh para pemain yang sangat agresif. Tak pelak, jajaran Top 5 brand smartphone pun terus berubah dari waktu ke waktu. Yang kini menjadi pemain ke lima adalah Realme. Posisi exclusive ini diperoleh Realme dengan waktu kurang dari satu tahun saja.
Kondisi tersebut baru saja diumumkan oleh Counterpoint, perusahaan analisis industri global yang setiap tahun melakukan penelitian tentang penjualan smartphone di dunia, termasuk Indonesia.
Tentunya ini menjadi pencapaian terbesar realme mengingat prestasi ini diperoleh realme dalam waktu kurang dari setahun di Indonesia.
Menurut laporan Counterpoint, penjualan smartphone di Indonesia tumbuh 6% year-on-year (YoY) selama Q2 2019 didorong oleh promosi selama Bulan Ramadan baik di saluran online dan offline. Dan realme berhasil meraih pangsa pasar 8% dari penjualan smartphone di Indonesia, menjadikan realme berada di jajaran lima besar merek smartphone dalam waktu kurang dari satu tahun.
“Ini adalah hasil yang sangat menggembirakan bagi kami, karena kerja keras kami dalam waktu kurang dari setahun di Indonesia membuahkan hasil yang manis. Tidak mudah bagi kami untuk mencapai Top 5 brand smartphonedi Indonesia, perlu penelitian yang sangat intensif untuk mengetahui kebutuhan anak muda Indonesia dari sebuah smartphone dan semangat “Dare to Leap” kami dalam menghadirkan smartphone yang penuh inovasi, memiliki teknologi terbaru, desain elegan dan harga terjangkau pada saat bersamaan,” ungkap Josef Wang, Marketing Director realme SEA.
“Merek smartphone Tiongkok adalah alasan bertumbuhnya pasar smartphone di Indonesia. Empat dari lima merek smartphone teratas berasal dari Tiongkok. Pangsa pasar gabungan mereka lebih dari 55%,” ujar Parv Sharma, Counterpoint Research Analyst mengomentari hasil laporan Counterpoint.
Khusus untuk Realme, merek smartphone yang diluncurkan di Indonesia pada Q4 2018, menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dengan strategi harga yang agresif. Dalam tiga kuartal, realme telah meraih pangsa pasar 8%, sehingga mendapatkan urutan ke lima brand smartphone berdasarkan volume. Portofolio realme yang lebih ramping dengan fokus penjualan online yang agresif dan proposisi value for moneytelah membantunya mendapatkan pangsa pasar dalam waktu singkat. Namun, realme juga memperluas pangsanya di segmen offline untuk tumbuh lebih lanjut.”
Melalui pengaplikasian teknologi smartphone yang berani dan optimalisasi model bisnis, realme telah menciptakan langkah untuk menjadi game changeruntuk industri smartphone domestik, membawa kejutan dan kemungkinan tak terbatas bagi anak muda.
Realme telah mengadopsi model distribusi dengan rantai yang sederhana e-commerce, dan menguntungkan penggunanya, memungkinkan lebih banyak anak muda menikmati kehidupan berkualitas tinggi yang dihasilkan oleh kombinasi teknologi dan estetika. Hal tersebut memungkinkan realme untuk melangkah melampaui persaingan dan menjadi game changerpasar smartphone yang ada, terutama di pasar Indonesia yang memiliki persaingan ketat.
Bagaimana dengan merek lainnya?
Samsung
Menurut Associate Director Counterpoint, Tarun Pathak, pada industry smartphone di Indonesia, Samsung masih menduduki posisi pertama.
“Samsung terus memimpin pasar ponsel pintar dengan pangsa 27%. Seri Refreshed A telah mendorong penjualan merek dengan model-model utama seperti Galaxy A50 dan A10. Selain itu, kehadiran offline yang kuat telah membantunya mempertahankan posisi dominan di pasar,” ungkap Tarun.
Yang ketiban sial adalah merek -merek lokal, di mana terus menerus kehilangan pangsa karena diterjang oleh global dan Cina. Itu sebabnya, pasar terkonsentrasi pada 5 merek teratas saja dengan market share 82%.
Sedangkan Advan, satu-satunya merek smartphone lokal, hanya bisa duduk diposisi 10 teratas saja. Itu pun, berada diurutan ke 7 (tujuh).
Xiaomi
Setelah Samsung, posisi kedua diisi oleh Xiaomi. Pertumbuhan Y0Y nya lumayan juga, bisa mencapai 18% YoY. Kondisi ini didorong oleh kehadiran seri Redmi 6A dan Redmi 7. Lalu, strategi ritelnya yang diperrluas jangkauannya dan hadir juga versi offlinenya, memperkuat pijakannya di pasar karena yang kuat. Kemudian, kolaborasi dengan portal mitra online seperti Lazada, Blibli, Shoppee, juga memperkuat posisinya.
Oppo
Posisinya masih belum tergoyahkan. Lewat Oppo A5s dan A3s, merek ini mampu tumbuh di Indonesia sebesar 6% YoY. Posisitiong yang lebih ramping dan melakukan diversifikasi dengan seri Reno yang ditujukan untuk segmen menengah ke atas, terlihat membawa hasil.
Vivo
Lanjut dengan ViVo. Menurut Tarun, Vivo mampu tumbuh pada tingkat yang sehat 50% YoY dan mampu menduduki posisi ke empat. Yang membuatnya mampu meraih prestasi itu karena Vivo meluncurkan model serupa yang telah diluncurkan di Cina tetapi dengan spesifikasi kelas bawah untuk menjaga harga kompetitif di pasar.
ASUS
Yang menarik adalh Asus. Asus adalah merek global lain yang mencatat pertumbuhan tahunan tetapi didorong ke posisi keenam oleh Realme. Asus Max, Max Pro berkinerja baik di pasar.
Advan
Merek lokal ini terlempar dari posisi lima, dua tahun lalu. Sayang, Advan, sampai sekarang belum bisa tembus ke posisi lima besar lagi. Alih-alih ingin balik, ternyata Advan hanya mampu menduduki posisi ke tujuh. Diikuti oleh Nokia HMD, dan Huawei yang berusaha tetap berada di sepuluh besar.
Data dari Counterpoint Research ini didasarkan pada estimasi sell-through berdasarkan survei ritel, pengecekan vendor triangulasi cek rantai pasokan, dan riset sekunder. (Icha)