Telko.id – Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Kaspersky Lab, masih banyak orang yang lalai dalam menjaga informasi pribadinya. Sebagian besar dari mereka rela mengambil risiko berbagi data pribadi melalui saluran komunikasi online, dalam lingkungan online yang berbahaya.
Studi tersebut mengungkapkan, 28 persen responden berbagi data rahasia secara tidak sengaja dan 16 persen rela mengungkapkan rahasia tentang diri mereka sendiri – meskipun fakta membuktikan bahwa membagikan informasi secara online dapat membahayakan pekerjaan atau bahkan hubungan mereka.
Data-data yang dibagikan juga beragam, meliputi foto diri (45%), rincian kontak mereka (42%), foto orang lain (32%), data pribadi yang sensitif (30%) dan data yang berhubungan dengan pekerjaan (20%). Lebih lanjut, dan mungkin bahkan berpotensi lebih serius, satu dari enam responden berbagi rahasia tentang diri mereka (16%), sedangkan 9% mengkomunikasikan informasi pribadi tentang orang lain dan 8% berbagi rincian keuangan yang sensitif.
Hal ini tetap saja terjadi walaupun adanya fakta bahwa setengah dari responden merasa sangat khawatir tentang dampak merusak yang mereka terima apabila informasi tersebut dipublikasikan – baik dari segi kerugian finansial dan tekanan emosional. Sepertiga responden merasa khawatir bahwa hal tersebut bisa merusak hubungan mereka atau mempermalukan atau menyinggung perasaan seseorang dan satu dari enam responden (15%) takut bahwa hal tersebut bisa membahayakan karir mereka.
Perihal kekhawatiran ini juga diakui oleh para responden. 28 persen mengaku bahwa mereka secara sengaja berbagi data rahasia dan satu dari sepuluh responden mengalami kerugian sebagai akibat dari tindakan tersebut. Dari mereka yang mengalami kerugian, konsekuensi yang mereka terima termasuk kehilangan teman (20%), di bully (17%), menderita kerugian keuangan (15%), diputuskan atau diceraikan oleh pasangan (13%) dan dipecat dari pekerjaan mereka (13%).
Namun, 13 persen responden masih belum mengambil tindakan pencegahan apapun untuk menjaga informasi serta aktivitas online mereka tetap aman, dan hanya empat dari sepuluh responden yang menjaga interaksi dengan keluarga dekat dan teman-teman terpisah dari kegiatan lainnya (43%) atau memeriksa semua pesan dan posting sebelum membagikannya (39%).
Seperempat responden mencoba untuk menghindari mengirimkan atau berbagi informasi ketika mereka minum minuman beralkohol, dan 29 persen responden yang merasa bersalah memilih untuk melakukan langkah-langkah yang bisa dikatakan tidak efektif yaitu dengan terburu-buru menghapus history Internet mereka setelah berbagi sesuatu.
“Banyak konsumen yang masih belum memahami betul antara menyadari risiko dengan berhati-hati ketika menyangkut aktivitas online. Dengan begitu banyaknya perangkat serta saluran online di ujung jari maka tidak pernah mudah untuk mengirim pesan yang tidak terenkripsi atau tanpa sengaja berbagi informasi dengan orang yang salah,” ungkap David Emm, Principal Security Researcher dari Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Selasa (19/4).
Beberapa kerugian disebut Emm bisa saja dialami orang jika tidak paham betul mengenai dunia maya atau cyber savvy, dan tidak memiliki perlindungan keamanan dan privasi yang tepat, diantaranya hancurnya persahabatan dan karir.
“Setelah segala sesuatu dipublikasikan secara online maka hal tersebut akan berada disana selamanya – jadi jika Anda masih merasa ragu, akan lebih baik jika menyimpannya untuk diri sendiri saja,” pungkasnya.
Dalam survei yang dilakukan bersama B2B International ini, Kaspersky Lab bertanya kepada lebih dari 12.000 orang di seluruh dunia.