Telko.id – Streaming video, saat ini menjadi favorit masyarakat dunia, termasuk juga Indonesia. Dan ternyata di Kota Sorong, Papu Barat, streaming video lewat seluler menjadi yag terbaik di Indonesia berdasarkan data dari Open Signal.
Dalam laporan Open Signal, pengalaman streaming video via seluler di Indonesia berkisar dari Adil hingga Sangat Bagus. Hal tersebut terdapat dalam laporan State of Mobile Network Experience 2020.
“Kami melihat Indonesia meningkatkan peringkat Video Experience nasional dari Fair ke Good. Dalam analisis ini kami memeriksa 44 kota terbesar di Indonesia untuk melihat bagaimana mereka membandingkan dalam ukuran Video Pengalaman seluler pengguna kami (pada skala 100 poin), berdasarkan skor gabungan untuk semua operator nasional di berbagai teknologi jaringan yang berbeda,” ungkap Hardik Khatri, analis Open Signal menjelaskan dalam laporannya.
Menurutnya, pengalaman video pada dunia nyata di berbagai jaringan dalam pengiriman konten, dengan menggunakan tes streaming video khusus, itu mencerminkan pengalaman nyata pengguna.
“Pengguna kami di Kota Sorong, Papua Barat menikmati streaming video seluler kualitas terbaik di Indonesia, diikuti oleh pengguna di Kepulauan Maluku ‘Ambon dan di Kota Jayapura, Papua – ketiganya berada di kategori peringkat Sangat Baik. Ini berarti bahwa pengguna kami di tiga kota ini, rata-rata, mengalami waktu pemuatan yang lebih cepat dan hanya macet sesekali dibandingkan dengan kota-kota lainnya,” ungkap nya menjelaskan.
Namun, secara keseluruhan Open Signal menemukan bahwa Pengalaman Video khas perkotaan di Indonesia berkisar dari Adil (40-55) hingga Sangat Bagus (65-75), tergantung pada lokasinya. Sebagian besar pengguna kami di kota-kota menikmati Pengalaman Video yang Baik.
Selanjutnya, pengguna di 40 kota merasakan Pengalaman Video yang Baik, dengan skor antara 55-65 poin, yang berarti bahwa banyak pengguna perkotaan Indonesia menikmati pengalaman yang dapat diterima saat streaming video seluler pada resolusi yang lebih rendah, tetapi waktu memuat masih bisa lambat dan macet, terutama pada resolusi yang lebih tinggi.
Di bagian atas data yang ada, masuk dalam kategori Peringkat Baik adalah Tarakan, ibukota Kalimantan, diikuti oleh Manado, dan Gorontalo di Sulawesi.
Terlihat bahwa tidak ada kota di Jawa yang masuk dalam 10 besar. Pencetak gol terbanyak di Jawa, Kota Bekasi (60,3), muncul di slot ke-19, diikuti oleh Surabaya dan Kota Badung di slot ke-22 dan ke-26. Ibukota dan megalopolis Indonesia, Jakarta, ditempatkan lebih rendah lagi, di posisi 28. Bahkan, jika dilihat semua kota terbesar di Indonesia, ada tren yang sama. Makassar, Palembang, Medan, Tangerang Selatan dan Kota Tangerang semuanya berada di luar 10 besar.
Terakhir, di bagian bawah bagan adalah ibu kota Banten, Kota Serang, menjadikannya satu-satunya kota yang diukur di mana pengguna merasakan Pengalaman Video yang Adil, yang berarti kualitas streaming video ditandai oleh waktu pemuatan yang lebih lambat dan penundaan yang lama, terutama pada resolusi yang lebih tinggi (HD).
Tetapi mengapa Pengalaman Video seluler meningkatkan pengguna yang jauh dari pusat kota padat penduduk di Indonesia?
“Yang paling mungkin kita lihat adalah dinamika yang terkait dengan persaingan dan permintaan. Telkomsel yang sudah berkuasa sudah menjadi operator yang dominan di Indonesia, tetapi ketika kita melihat di luar pusat populasi utama negara tersebut, dominasi dalam hal pangsa pasar lebih terasa,” ungkap nya menambahkan.
Dalam laporan terbarunya Open Signal, Indonesia menunjukkan bahwa pengguna yang terhubung dengan Telkomsel melihat pengalaman streaming video seluler terbaik. “Itu adalah satu-satunya operator Indonesia yang mencapai peringkat Pengalaman Video yang Baik di tingkat nasional dan peringkat Sangat Bagus di tingkat regional,” ungkap Hardik dalam laporannya.
Permintaan juga memainkan peran besar dalam pengalaman konsumen sehari-hari yang khas. Semakin banyak pengguna terlibat dalam aktivitas streaming video yang berat data, semakin banyak kapasitas jaringan yang diperluas, yang dapat menurunkan kualitas streaming video.
Meskipun, secara umum, operator cenderung memusatkan peningkatan jaringan dan kapasitas mereka di kota-kota besar, seringkali peningkatan itu tidak dapat mengimbangi permintaan yang terus meningkat dari konsumsi data di kota metropolitan yang berpenduduk padat dan cerdas teknologi. (Icha)