spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Pasar ok, Startup Pariwisata pun Semakin Sexy Buat Investor

Telko.id – Generasi milenial, kini memiliki obsesi untuk banyak traveling. Baik keluar negeri maupun dalam negeri. Satu yang tidak boleh ketinggalan saat traveling adalah kemudahan dalam akses internet. Maklum, generasi ini kehidupannya sudah sangat digital. Jika, travel dalam negeri saja mungkin tidak banyak masalah. Tapi keluar keluar negeri atau outbound travelers, akses internet terkadang jadi kendala. Itu sebabnya, PassPod menyediakan modem wifi 4G bagi outbound travelers, yang berada di bawah bendera Yelooo Integra Datanet.

Menurut laporan Mastercard Future of Outbound Travel in Asia Pacific (2016 to 2021), Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan outbound travel terbesar di Asia, yaitu sebesar 8,6% per tahun, setelah Myanmar sebesar 10,6%, dan Vietnam 9,5%.

Berbagai destinasi wisata di Asia juga masih menjadi tujuan favorit dari peningkatan angka outbound travel Indonesia ini. Japan National Tourism Organization bahkan melaporkan bahwa pada tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia yang bepergian ke Jepang mencapai 352.330 orang, didominasi kunjungan untuk berwisata sebanyak 291.532 orang. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang meningkat hampir 8 kali lipat dibandingkan angka pada tahun 2007 yang hanya sebanyak 38.430 orang.

Keduanya menilai Indonesia memiliki prospek pertumbuhan outbound travel yang cerah seiring dengan masih rendahnya rasio pengeluaran untuk bepergian ke luar negeri dibandingkan pengeluaran rumah tangga, yaitu hanya 10%.

“Jumlah penduduk Indonesia yang berwisata ke luar negeri diperkirakan mencapai 7 juta orang pada 2016 dan tumbuh rata-rata 8,6% per tahun menjadi 10,6 juta orang pada 2021. Rasio pengeluaran untuk outbound travel juga bakal naik menjadi 15,4% dalam 3 tahun mendatang,” ungkap Desmond dan Yuwa dalam laporan tersebut.

Perkembangan teknologi menjadi kunci dari pertumbuhan outbound travel di Asia, khususnya Indonesia. Dari teknologi, harga layanan transportasi semakin terjangkau dengan kehadiran pesawat dengan ukuran yang lebih besar dan efisien.

Selain itu, perkembangan internet yang pesat telah mendorong pertumbuhan outbound travel, terutama di kalangan generasi milenial yang melek teknologi. Di Indonesia sendiri, menurut riset tersebut, penetrasi pengguna internet yang memanfaatkan jasa travel online masih rendah sehingga tingkat pertumbuhannya di masa mendatang diperkirakan akan tetap tinggi.

Kemajuan teknologi dan pertumbuhan outbound travel ini membuat Indonesia dilirik oleh penanam modal. Contohnya pada tahun lalu, perusahaan travel asal Jepang JTB Corporation mengakuisisi 30% saham Panorama Tours Indonesia milik Panorama Sentrawisata senilai Rp370 miliar.

Analis OCBC Sekuritas Inav Haria Chandra dalam risetnya menyebutkan, aksi ini akan mendorong penetrasi Panorama Tours di segmen outbound travel ke Jepang. Dari data Kementerian Pariwisata, investasi di sektor pariwisata mengalami pertumbuhan 31% menjadi US$1,7 miliar. Adapun, pada kuartal pertama tahun ini, investasi di sektor ini mencapai US$500 juta.

Tidak hanya pasar outbound, inbound travel juga menjadi pendorong investasi di sektor pariwisata. Pengembangan pariwisata nasional pun diarahkan ke pemanfaatan teknologi digital. Untuk itu, dalam berbagai kesempatan, Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mendorong kehadiran startup atau perusahaan rintisan di sektor pariwisata.

Sejalan dengan hal di atas, telah lahir banyak startup di bidang pariwisata. Mulai dari yang fokus menyediakan kebutuhan wisatawan dalam fase persiapan travelling, sampai kebutuhan wisatawan saat berada di destinasi wisata.

Menurut Managing Partner – Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani, pertumbuhan bisnis traveling memberikan angin segar bagi pengusaha startup di Indonesia. Edward menambahkan, tren bisnis startup yang fokus pada kebutuhan travel ini sangat menjanjikan, khususnya jika dilihat dari kalangan milenial yang menjadikan traveling sebagai gaya hidup.

Secara kompetisi, kolaborasi juga bisa menjadi pilihan bagi pelaku startup. Pemain horizontal dengan layanan paling lengkap bisa berkolaborasi dengan pemain niche agar tercipta layanan one-stop transaction portal. “Inisiatif yang kreatif semacam ini sangat menarik, terutama bagi para investor,” sambung Edward.

Kondisi pasar yang sangat kondusif itu membuat Passpod pun ‘pede’ untuk bisa masuk ke pasar saham. Rencana nya, initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana di pasar modal nasional, setelah bergabung dengan IDX Incubator—yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia—pada Februari 2018.

IDX Incubator, menurut Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, merupakan lembaga yang didirikan pada awal 2017 untuk memberikan pembekalan sekaligus solusi bagi startup yang ingin mencari permodalan di pasar modal. Keputusan untuk melantai di bursa juga merupakan strategi Passpod untuk bisa go-regional.

Menurut CEO Passpod Hiro Whardana, salah satu syarat untuk ekspansi ke negara lain adalah memiliki partner local di masing-masing negara.

“IPO menjadi strategi kami untuk membangun kredibilitas di mata partner lokal negara lain. Harapannya, setelah mengantongi titel perusahaan publik di Indonesia, proses go regional Passpod akan lebih mudah,” tutur Hiro.

Apalagi, Passpod, sebagai penyedia modem 4G di Indonesia yang berdiri sejak bulan Januari 2017 ini memang punya niat untuk bisa diakses ke lebih dari 68 negara di dunia seperti AS, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah.

Passpod digadang-gadang akan menjadi startup pertama hasil pembekalan IDX Incubator yang go public. Setelah IPO, ada beberapa layanan yang akan disediakan Passpod di masa mendatang—selain peminjaman modem wifi—yaitu antara lain menyediakan tiket event, itinerary builder, e-commerce, asuransi perjalanan, dan lain sebagainya.

“Melalui beragam fitur di atas, Passpod akan memberikan servis lengkap bagi wisatawan selama mereka dalam perjalanan karena area inilah yang belum banyak digarap pemain serupa,” tambah Hiro.

Selain fokus pada kebutuhan wisatawan outbound, Passpod juga akan menyasar segmen inbound dengan target pasar para pelancong mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu, perseroan telah mendapatkan sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) Postel A & B dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Informatika. Dengan izin ini, Passpod akan lebih leluasa untuk menggarap pasar inbound maupun outbound yang potensi pertumbuhannya masih sangat besar di masa mendatang. (Icha)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU