Telko.id, Jakarta – Memiliki akun media sosial bagi sebagian orang adalah sesuatu yang normal dan wajar. Namun, ketika ada orang lain yang menggali informasi dari profil atau mencari foto lama Anda, terutama guru atau atasan, hal itu menjadi sangat menjengkelkan.
Sebuah sekolah menengah di Jepang membuat sebuah kebijakan yang menjengkelkan. Seorang pengguna Twitter, @asanansonsi yang berusia 16 membagikan sebuah foto yang menunjukan kebijakan baru di sekolahnya.
Dilansir dari SoraNews24, pelajar yang duduk di bangku kelas dua ini menunjukan foto formulir yang harus disiisi siswa pengguna media sosial. Setiap siswa juga harus mengisi formulir berapa teman yang mereka miliki di setiap akun.
{Baca juga: Duh! Jutaan Siswa Ujian Ulang karena Soal Bocor di WhatsApp}
Pertanyaan pertama mungkin tidak begitu menyeramkan, hingga anda membaca pertanyaan kedua dan ketiga. Pada pertanyaan kedua, sekolah akan melakukan patroli internet, sehingga setiap siswa diminta menuliskan ID media sosial yang digunakan.
Hal itu menunjukan, sekolah benar-benar ingin memantau apa yang siswa lakukan di media sosial. Sekolah juga ingin melihat masa lalu siswa.
Mungkin anda berpikir, para siswa bisa berbohong terhadap sekolah, bahwa mereka tidak menggunakan media sosial. Namun, mereka tidak dapat melakukannya, sebab siswa hanya diizinkan menggunakan media sosial sesuai yang mereka tulis di formulir.
“Siswa tidak diperbolehkan menggunakan akun media sosial selain yang mereka tulis di formulir ini. Jika anda ketahuan menggunakan akun yang tidak ditulis pada formulir ini, anda akan ditangguhkan dari sekolah,” katanya.
Gadis yang memposting ini mencoba mendekati gurunya dan mengatakan bahwa persyaratan seperti seharusnya tidak perlu. Namun, jawaban gurunya sangat mengejutkannya.
{Baca juga: Harvard Batal Loloskan 10 Calon Mahasiswa Karena Meme}
“Pendidikan sekolah menengah tidak wajib (di Jepang), jadi jika anda tidak menyukai kebijakan itu, anda bebas untuk keluar,” katanya.
Ini bukan pilihan yang mudah bagi @asanansonsi dan teman-teman sekelasnya. Mereka tidak bisa menggunakan media sosial seperti anak-anak di negara lain. [BA/HBS]
Sumber: Worldofbuzz