Telko.id – Pernahkah Anda membayangkan memiliki asisten digital yang tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga mengambil keputusan cerdas untuk bisnis Anda?
Salesforce baru saja membawa visi itu ke Jakarta melalui Agentforce World Tour, menggebrak pasar dengan teknologi AI yang lebih dari sekadar chatbot.
Acara ini bukan sekadar pameran teknologi, melainkan tanda dimulainya era baru di mana mesin menjadi mitra strategis manusia.
Indonesia, dengan ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai $360 miliar pada 2030, berada di titik kritis adopsi AI.
Baca juga : LG Hadirkan Mesin Cuci Top Loading Kapasitas Besar Berteknologi AI
Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Kominfo, dalam pidatonya menegaskan: “AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk mencapai target pertumbuhan digital Indonesia.”
Pernyataan ini sekaligus menjadi pengakuan resmi pemerintah terhadap peran Salesforce sebagai katalis transformasi.
Lantas, bagaimana Agentforce mengubah aturan permainan? Platform ini menghadirkan tiga terobosan radikal: agen AI lintas-fungsi yang terintegrasi penuh dengan Data Cloud, kemampuan mengambil tindakan otonom, dan pustaka kecakapan siap pakai untuk sales, marketing, hingga layanan pelanggan.
Dari Chatbot ke Mitra Kerja: Loncatan Kecerdasan Buatan
Berbeda dengan generasi AI sebelumnya yang bersifat reaktif, Agentforce memperkenalkan konsep “agentic AI” – agen digital yang proaktif.
Bayangkan sebuah sistem yang tidak hanya menunggu perintah, tetapi mampu menganalisis data pelanggan dari Salesforce Data Cloud, lalu secara otomatis menyesuaikan strategi pemasaran atau menyelesaikan keluhan pelanggan sebelum eskalasi.

Iman Muhammad, Country Leader Salesforce Indonesia, menjelaskan: “Ini bukan upgrade incremental, melainkan perubahan paradigma.
Agentforce memungkinkan pembentukan tim digital yang bekerja 24/7 tanpa kelelahan, terintegrasi sempurna dengan Slack, Tableau, dan seluruh ekosistem Salesforce.”
Studi Kasus: Bagaimana Pelaku Industri Memanfaatkan Agentforce
Tiket.com menjadi contoh nyata implementasi yang sukses. Victor Setya, VP Data perusahaan tersebut, mengungkapkan bagaimana mereka menggunakan agentic AI untuk mempersingkat proses perbandingan harga hingga 70%.
“Agen digital kami sekarang bisa melakukan negosiasi real-time dengan penyedia layanan, sesuatu yang mustahil dilakukan manusia dalam skala besar,” tuturnya.
Bank BNI dan Indosat Ooredoo Hutchison juga berbagi kisah transformasi. Di sektor perbankan, AI digunakan untuk analisis risiko kredit berbasis real-time data, sementara di telekomunikasi, teknologi ini meningkatkan akurasi prediksi churn pelanggan hingga 40%.
Peta Jalan AI Indonesia dan Peran Strategis Salesforce
Pemerintah Indonesia sedang menyusun peta jalan AI beserta panduan etikanya. Dalam konteks ini, Salesforce muncul sebagai mitra kunci dengan tiga kontribusi utama:
- Infrastruktur AI yang kompatibel dengan regulasi lokal
- Pelatihan sumber daya manusia melalui program Trailhead
- Integrasi dengan inisiatif digital nasional seperti SATRIA-1
Sujith Abraham, SVP Salesforce ASEAN, menambahkan: “Kami tidak hanya menjual software, tetapi membangun kapasitas digital Indonesia. Dalam 5 tahun ke depan, kami targetkan 1 juta profesional Indonesia terampil dalam teknologi Salesforce.”
Acara yang dihadiri 500 pelaku bisnis ini juga menyediakan workshop hands-on, di mana peserta bisa langsung membuat prototype agen AI sesuai kebutuhan spesifik industri mereka.
Sebuah langkah konkret untuk mempercepat adopsi teknologi yang akan menentukan kompetitivitas bisnis di dekade mendatang. (Icha)