Telko.id – Ketrosden Triasmitra siap membangun jalur sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Rising-8 dari Jakarta ke Singapura dengan menggunakan teknologi terbaru.
Yang digunakan adalah teknologi baru menggunakan sistem Repeatered dan mampu melayani hingga 25 terabyte per second per fiber pair. Sekitar 5 sampai 7 kali lipat dibandingkan dengan teknologi kabel laut yang pernah ada saat ini. Dengan panjang sekitar 1.150 km. Dana yang dibutuhkan sekitar US$ 70-100 juta.
“Kami akan membangun lagi jaringan kabel laut serat optik dari Jakarta ke Singapura. Sebelumnya kami sudah memiliki jaringan kabel laut yang kami namakan B2JS dari Jakarta ke Singapura yang sudah terisi penuh oleh pelanggan kami. Ketika kita menyongsong era digital, di mana dibutuhkan aktivitas yang cepat, handal, dan kapasitas yang besar, pelanggan kami membutuhkan kembali jaringan kabel laut dari Jakarta ke Singapura dengan kapasitas 25 terabyte per second per fiber pair,” kata Titus di kantor Triasmitra, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Saat ini, Rising-8 ini masih dalam proses perizinan di Tim Nasional Penataan Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah dan direncanakan siap dipakai (RFS) pada kuartal II-2024.
Titus pun sangat optimis bahwa Rising-8 ini akan cepat diserap pasar. “Kami memulai membangun, kami sudah mendapatkan tiga calon pelanggan yang sudah siap berkontribusi menggunakan kabel laut yang kami bangun. Kami optimistis setelah nanti selesai akan banyak calon pelanggan yang menunjukkan minatnya,” ujarnya.
Apalagi, kondisi saat ini, kabel laut yang ada semua nya sudah ter utilisasi. “Setidaknya 70-80% terpakai, sehingga operator maupun ISP di Indonesia memang membutuhkan infrastruktur kabel laut ini” ungkap Titus.
Untuk jaringan kabel laut yang dimiliki nya saat ini saja, jalur Jakarta – Surabaya sudah terpakai 65%, lalu untuk jalur Surabaya – Bali sudah terpakai 95% dan Dumai – Medan masih terpakai 30%.
Titus menambahkan, saat ini pembangunan infrastruktur kabel bawah laut masih belum bisa sepenuhnya dilakukan secara masif karena masih ada beberapa kendala, salah satu kendalanya adalah terbatasnya jumlah kapal penggelar kabel di Indonesia.
Keterbatasan ini membuat para developer atau kontraktor yang akan melakukan penggelaran kabel bawah laut harus antre untuk memperoleh jadwal kapal penggelar.
Itu sebabnya, Triasmitra mengambil peluang tersebut dengan melakukan inisiatif untuk mempunyai kapal penggelar kabel sendiri. Pertengahan 2022 ini Triasmitra telah membeli kapal Skandi Sotra berbendera Norwegia untuk dilakukan konversi menjadi kapal penggelar kabel (cable ship).
Saat ini kapal tersebut masih dalam proses konversi di Pax Ocean Batam Kepulauan Riau. Kapal ini telah mempunyai nama baru yaitu Bentang Bahari.
Kapal juga telah dilengkapi dengan peralatan yang penting seperti remotely operated vehicle (ROV), cable plough, cable engine, dan peralatan-peralatan penting lainnya sehingga mumpuni untuk melakukan penggelaran kabel bawah laut baik di kedalaman (water depth) tinggi maupun sedang.
Direktur Keuangan Triasmitra Vidcy Octory menambahkan, investasi yang dibutuhkan untuk menggelar kabel laut Rising-8 ini sekitar US$ 70-100 juta. “Untuk pendanannya, kita ada dari lembaga pembiayaan. Saat ini prosesnya sudah mau financial closing,” jelas Vidcy.
Lima Tahun Ke Depan
Saat ini Triasmitra sudah menggelar kabel laut dan kabel darat sepanjang 10 ribu km. Untuk yang 6,500 km milik sendiri dengan 3,500 kabel laut dan 3,000 km adalah kabel darat. Semua nya berada wilayah Jakarta – Surabaya, P. Jawa – Bali dan Dumai – Medan.
Ke depan, Triasmitra pun akan menggarap kabel di wilayah tengah dan timur. Setidaknya, jaringan yang akan dibangun ini sepanjang 6,000 km dan sampai 3-5 tahun ke depan akan mencapai lebih dari 10,000 km. (Icha)