Telko.id – QR Code sudah menjadi bagian dari bagian dari pembayaran sehari-hari, termasuk pembayaran di restoran, hotel, hingga mesin parkir. Tapi dibalik kemudahan ini, ada risiko bahaya yang jarang disadari oleh para pengguna, yakni adanya kemungkinan jadi korban serangan penipuan yang disebut quishing.
Mengutip dari NY Post, Senin, 22 Desember 2025, serangan penipuan itu dilakukan dengan modus menggunakan QR Code palsu untuk mengarahkan pengguna ponsel pintar ke situs berbahaya yang mencuri informasi pribadi.
“Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa selebaran, poster, papan reklame, atau dokumen resmi yang sah dapat dengan mudah diretas,” kata Dustin Brewer, direktur senior layanan keamanan siber proaktif di BlueVoyant.
“Penyerang dapat dengan mudah mencetak kode QR mereka sendiri dan menempelkannya secara fisik atau digital di atas kode QR asli, sehingga hampir tidak mungkin bagi pengguna biasa untuk mendeteksi penipuan tersebut.”
Kode QR juga digunakan di ruang virtual. Misalnya, kode QR sering digunakan untuk memeriksa status pengiriman pesanan online.
Baca juga:
- Transaksi Mudah: QRIS myBCA di Galaxy Watch
- QRIS Tap BCA Kini Bisa Bayar Transportasi Umum dan Parkir
IBM melaporkan bahwa individu yang lebih tua yang rentan terhadap penipuan phising tradisional mungkin juga paling berisiko dalam hal quishing. Namun, mengingat bahwa Generasi Milenial dan Generasi Z yang lebih melek digital sering memindai kode QR tanpa bepikir panjang, mereka juga berisiko tinggi.
“Jangan biarkan kemudahan tambahan menurunkan kewaspadaan Anda,” sebuah memo resmi dari perusahaan komputer IBM mendesak, mencatat bahwa Komisi Perdagangan Federal (FTC) baru-baru ini melaporkan peningkatan penipuan quishing.
Para pejabat IBM mendesak publik untuk mencari tanda-tanda fisik perusakan jika mereka memindai QR di tempat umum. Mereka juga menyarankan agar pengguna berhati-hati terhadap permintaan QR yang tidak diminta.
“Kode QR tidak dibangun dengan mempertimbangkan keamanan, tetapi dibangun untuk mempermudah hidup, yang juga menjadikannya sempurna bagi para penipu,” kata Rob Lee, Kepala Penelitian AI dan ancaman yang muncul di SANS Institut yang berfokus pada pelatihan keamanan siber.
“Kita sudah pernah melihat modus operandi ini sebelumnya dengan email phising; sekarang hanya saja menggunakan kotak piksel bergambar wajah tersenyum. Ini belum cukup mengkhawatirkan, tetapi ini persis jenis taktik yang mudah dilakukan namun memberikan hasil tinggi yang disukai para penyerang untuk dikembangkan lebih lanjut.”
Salah satu aplikasi kode QR yang kerap digunakan masyarakat Indonesia adalah QRIS. Bank Indonesia (BI) mencatat hingga November 2025, total transaksi pembayaran digital mencapai 4,6 miliar transaksi atau tumbuh 40 persen secara tahunan.
Capaian ini mencerminkan semakin masifnya penggunaan layanan keuangan digital dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Layanan yang sering digunakan mobile banking hingga QRIS.
“Jadi, kalau as of November 2025, transaksi pembayaran digital itu yang mencakup mobile banking, QRIS, internet banking itu tumbuh 40 persen secara year-on-year dengan total transaksi sebesar 4,6 miliar transaksi,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dalam RDG Desember, mengutip dari Liputan6.com.
Dari keseluruhan transaksi tersebut, mobile banking menjadi kontributor terbesar dengan volume mencapai 2,79 miliar transaksi. Selain mobile banking, QRIS tampil sebagai pendorong utama pertumbuhan transaksi digital dengan capaian 1,68 miliar transaksi sepanjang 2025.
BI menetapkan strategi 17-8-45 sebagai arah pengembangan Quick Response Code Indonesian Standart pada 2026. Filianingsih menjelaskan strategi ini menargetkan volume transaksi QRIS mencapai 17 miliar transaksi, perluasan penggunaan lintas negara ke-8 negara, serta peningkatan jumlah merchant hingga 45 juta.
“Di tahun 2026 kita terus akan mendorong perluasan QRIS dengan mengangkat tema kemerdekaan, yaitu 17, 8, dan 45. Artinya, kita akan menargetkan transaksi QRIS 17 miliar dan perluasan QRIS antara negara ke 8 negara dan juga 45 juta merchant serta 60 juta pengguna,” kata Filianingsih.
Ia menyampaikan pada 2025, kinerja QRIS terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat. Jumlah pengguna tercatat mencapai 59 juta, melampaui target awal sebanyak 58 juta pengguna. “QRIS ini terus tumbuh akseleratif ya di tahun 2025 capaiannya pengguna itu 59 juta dari target 58 juta. Jadi melebihi target,” ujarnya.


