spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

ARTIKEL TERKAIT

Pengalaman Pengguna Broadband Indonesia: IndiHome Unggul, Starlink Diserbu

Telko.id – Laporan terbaru Opensignal mengungkap pengalaman pengguna broadband tetap di Indonesia selama kuartal ketiga 2025.

Analisis selama 90 hari mulai 1 Agustus 2025 itu membandingkan performa delapan penyedia layanan utama: Biznet Home, CBN, Icon Plus, IndiHome (Telkomsel), Indosat HiFi, MyRepublic, Oxygen.id, dan XL Home.

Metrik yang diukur mencakup kecepatan, konsistensi, dan keandalan untuk menangkap beragam aktivitas seperti kerja jarak jauh, streaming, dan gaming.

Hasilnya menunjukkan variasi pengalaman yang signifikan antar penyedia, dipengaruhi oleh teknologi jaringan dan karakteristik paket berlangganan.

Pengukuran Opensignal menangkap pengalaman nyata pengguna terlepas dari paket yang mereka beli. Pengalaman broadband pengguna juga dipengaruhi oleh router yang digunakan.

Pemimpin pasar broadband tetap Indonesia adalah incumbent Telkomsel dengan pangsa pasar 67%. Perusahaan menawarkan layanan xDSL dan fiber di bawah merek IndiHome serta layanan Fixed Wireless Access (FWA) dengan merek Orbit.

Posisi ini menjadikan Telkomsel operator dengan cakupan jejak dan populasi terbesar untuk layanan broadband tetap di Indonesia.

Indonesia Comnets Plus (ICON+) menguasai hampir 9% pasar broadband tetap, sementara MyRepublic memegang sekitar 6,5%.

XLSMART—entitas baru hasil merger XL dan Smart—memiliki lebih dari 6% pelanggan broadband tetap Indonesia. Komposisi teknologi jaringan terus bergeser.

Menurut data TeleGeography, pangsa layanan fiber dalam total langganan broadband tetap terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mendekati 89%. Sebaliknya, relevansi xDSL dan kabel di mata pelanggan lokal terus menurun.

Namun, penetrasi layanan broadband tetap secara nasional masih relatif rendah—hanya sedikit di atas 20% per Juni 2025. Tantangan geografis Indonesia, dengan populasi tersebar di kepulauan yang luas, menjadi penghambat utama pertumbuhan cepat layanan ini.

Regulator Indonesia menunjuk deployment 5G FWA sebagai solusi untuk menutup kesenjangan konektivitas di daerah terpencil.

Adopsi FWA sendiri belum lepas landas karena biaya layanan yang masih tinggi. Untuk meningkatkan kapasitas layanan FWA dengan harga terjangkau, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigu) telah mengalokasikan blok 80 MHz di pita 1,4 GHz. Surge dan MyRepublic memenangkan lisensi regional dalam lelang spektrum tersebut.

Para ISP juga mengembangkan solusi FWA mandiri. Indosat memperpanjang kemitraan dengan Nokia, yang mencakup deployment solusi FWA Nokia FastMile di wilayah strategis untuk meningkatkan konektivitas broadband tetap di daerah yang kurang terlayani.

Nokia juga berkolaborasi dengan SURGE dan OREX SAI untuk meluncurkan layanan 5G FWA yang terjangkau di seluruh Indonesia. Sementara itu, XLSMART terus memperluas cakupan 4G FWA-nya di Indonesia Timur.

Layanan satelit menjadi disruptor utama di pasar. Starlink, layanan internet satelit Elon Musk, terjual begitu cepat hingga sempat membekukan pendaftaran baru untuk sementara.

Opensignal baru-baru ini menerbitkan dua artikel tentang kehadiran Starlink di Indonesia. Satu fokus pada performa jaringan, dan satunya mengeksplorasi distribusi pengguna serta strategi harga Starlink di Indonesia.

Starlink didominasi penggunaannya di daerah pedesaan, di mana ia dapat menyediakan konektivitas di area terpencil. Meski demikian, biaya hardware dan data yang tinggi masih menjadi penghalang signifikan untuk adopsi massal.

Lonjakan trafik layanan broadband, seperti yang tercatat pada event besar, menunjukkan tingginya kebutuhan akan koneksi yang andal.

Perkembangan infrastruktur broadband, termasuk persiapan jaringan 5G di Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadi langkah strategis untuk mendukung transformasi digital.

Implikasi dari laporan dan dinamika pasar ini adalah perlunya percepatan perluasan jaringan fiber dan solusi FWA yang terjangkau untuk meningkatkan penetrasi broadband.

Kompetisi yang sehat di antara penyedia layanan diharapkan dapat terus mendorong peningkatan kualitas pengalaman pengguna akhir di seluruh wilayah Indonesia, dari perkotaan hingga pedesaan. (Icha)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU