Telko.id, Jakarta – Konsep vape dan rokok elektronik dirancang untuk membantu orang mengurangi kecanduan rokok asli. Lantaran masih dianggap relatif baru, tidak banyak yang diketahui tentang bahan kimia dalam cairan vape.
Sejauh ini, belum ada yang bisa 100 persen mengidentifikasi jenis komplikasi kesehatan apa yang mungkin diakibatkan oleh vape dalam jangka panjang. Beberapa penelitian menyebut bahwa vape aman dikonsumsi. Namun, beberapa penelitian lain mengatakan sebaliknya.
{Baca juga: Setelah Baca Ini, Masih Mau Hisap Rokok Elektrik? [NSFW]}
Nah, baru-baru ini di Amerika Serikat, atau tepatnya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) berhasil mengidentifikasi dan menandai kematian yang bisa disebabkan oleh cairan vape.
Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telko.id, Senin (26/8/2019), CDC telah menyelidiki serangkaian penyakit paru-paru yang telah terjadi belakangan ini. Menurut CDC, ada sekitar 193 kasus yang telah dilaporkan.
Satu di antaranya telah mengakibatkan kematian setelah korban dirawat di rumah sakit. Meski demikian, CDC belum mengonfirmasi bahwa hal tersebut benar-benar terjadi. Penyelidik dilaporkan sedang mendalami kasus itu.
Brian King, wakil direktur penelitian di divisi rokok dan kesehatan CDC, mencatat bahwa tidak ada senyawa yang ditemukan dalam jus vape yang secara langsung terkait dengan dampak perawatan di rumah sakit baru-baru ini.
{Baca juga: Gila! Hacker Manfaatkan Vape untuk Sebar Malware}
Namun, King memperingatkan bahwa vape mungkin ada implikasi bagi kesehatan paru-paru. Intinya adalah terdapat berbagai hal dalam aerosol vape yang dapat berdampak kepada kesehatan paru-paru. Jadi, Anda tetap harus waspada. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo