spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

ARTIKEL TERKAIT

Peneliti Ngebet Ubah Air Laut Jadi Bahan Bakar Hidrogen

Telko.id, JakartaBahan bakar Hidrogen menjadi salah satu pilihan untuk sumber energi terbarukan saat ini. Hidrogen dipilih karena bisa menjadi sumber energi bersih dalam keberlangsungan hidup manusia. Karenanya, para peneliti selama ini berusaha mencari cara mengubah air laut menjadi hydroelectricity atau energi listrik hidrogen.

Sayangnya, hal ini terbukti lebih sulit untuk dilakukan. Hal ini karena garam pada air laut bisa merusak perangkat teknologi yang digunakan untuk menghasilkan bahan bakar hidrogen.

Sebagai contoh, mesin biasa bisa mengubah air laut menjadi bahan bakar hidrogen, namun 12 jam kemudian mesin itu akan berkarat hingga tidak bisa digunakan kembali. Itulah kenapa, air murni masih digunakan hingga saat ini.

{Baca juga: Google Garap Proyek Energi Tenaga Surya di Taiwan}

Namun menurut laporan Ubergizmo, seperti dilansir pada Sabtu (23/03/2019), peneliti dari Stanford menemukan solusi dari masalah ini.

Mereka menggunakan nickel-iron hydroxide dan nickel sulfide pada bagian atas inti dari busa nikel. Solusi ini mampu memperlambat karat pada logam perangkat yang digunakan, sehingga mesin bisa tetap bekerja dengan baik.

Dengan lapisan baru ini, mesin diharapkan bisa digunakan hingga ribuan jam. Mungkin masih butuh waktu lama untuk bisa memanfaatkan potensi air laut, tapi hal ini tetap merupakan sebuah kemajuan.

Akhir-akhir ini, energi terbarukan memang menjadi pilihan perusahaan teknologi guna mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen. Facebook misalnya, menyatakan bakal 100 persen menggunakan energi terbarukan pada akhir tahun 2020 mendatang.

{Baca juga: Facebook Total Pakai Energi Terbarukan di 2020}

Facebook melakukannya untuk membantu mengatasi perubahan cuaca. Facebook telah menandatangani kontrak untuk menggunakan lebih dari 3 gigawatt energi surya dan angin.

Tak hanya Facebook, Apple dan Samsung pun akan melakukan hal serupa. Samsung bahkan sudah bersiap-siap untuk memasang panel tenaga surya di markas yang berlokasi di Digital City, Korea Selatan. (BA/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU