Telko.id, Jakarta – Pendiri PayPal dan Palantir, Peter Thiel, mendesak CIA dan FBI mengusut keputusan Google menjalin kerja sama dengan militer China terkait Project Dragonfly. Ia menganggap Google telah berkhianat.
Pada konferensi Konservatisme Nasional di Washington, belum lama ini, Thiel mengungkapkan kecurigaanya bahwa Google telah disusupi oleh intelijen China. Sebab, raksasa teknologi itu cukup berani “menerobos” kebijakan Amerika Serikat (AS).
{Baca juga: Google Batal Luncurkan Mesin Pencari di China}
Seperti dikutip Telko.id dari Daily Mail, Rabu (17/7/2019), Thiel pun meminta kepada CIA dan FBI untuk mengonfirmasi ke Google terkait kerja sama dengan militer China dalam pengadaan mesin pencari bernama Project Dragonfly.
Belum cukup, Thiel mengkritik pula keputusan Google untuk tidak memperbarui kontrak dengan Pentagon. Sekadar informasi, Google sempat bekerja sama dengan Pentagon di teknologi mesin pembelajaran dalam Project Maven.
Sebelumnya, Google santer diberitakan sedang menggarap mesin pencari yang telah disensor khusus China. Namanya Project Dragonfly. Namun, proyek tersebut mendapat banyak kecaman, termasuk dari para karyawan Google.
{Baca juga: Awas! Album di Google Photos Bisa “Diintip” Pengguna Lain}
Jajaran eksekutif Google yang bertanggung jawab atas Proyek Dragonfly sampai begitu khawatir terhadap perlawanan para karyawan. Mereka pun mengisolasi para pegawai dan mengabaikan prosedur perusahaan dalam menggarapnya.
Google secara sengaja mengisolasi tim-tim yang bekerja dalam proyek tersebut sehingga tidak bisa saling berkomunikasi. Mereka benar-benar ingin memastikan kerahasiaan Project Dragonfly supaya tidak ada kemungkinan bocor ke internet. [SN/IF]