Telko.id, Jakarta – Pendiri Foxconn, Terry Gou, santer dikabarkan segera mundur dari posisinya di perusahaan. Usut punya usut, ia sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri pada pemilihan presiden atau Pilpres Taiwan pada 2020 mendatang.
“Tahun 2020 adalah kunci bagi Taiwan. Tahun tersebut merupakan titik balik bagi Taiwan di bidang politik, ekonomi, dan pertahanan selama 20 tahun ke depan,” kata Gou di sela acara 40th Anniversary of the Taiwan Relations Act, Selasa (16/4/2019).
Seperti dikutip Telko.id dari Reuters, Jumat (19/4/2019), Gou mengaku keputusan untuk maju pada Pilpres Taiwan diambil setelah lama melakukan kontemplasi. Ia menyatakan ingin memiliki kontribusi kepada bangsa dan negara.
{Baca juga: Microsoft Tagih Bayaran Royalti ke Foxconn, Kenapa?}
“Saya sering bertanya kepada diri sendiri sepanjang malam, apa yang bisa dilakukan bagi bangsa dan negara, apa yang bisa saya lakukan untuk kaum muda? Menurut saya, 20 tahun ke depan akan menentukan nasib mereka,” imbuh Gou.
Mengetahui pernyataan Gou, sejumlah pengamat mengatakan bahwa besar kemungkinan Amerika Serikat tidak akan menyambut baik keputusan itu. Amerika Serikat bakal tidak membiarkan begitu saja Gou mencalonkan diri sebagai presiden Taiwan.
“Gou dekat dengan China. Di lain sisi, Amerika Serikat tengah menghadapi masalah dengan China,” ujar pengamat politik di Universitas Chang Jung Taiwan, Shane Lee.
{Baca juga: Foxconn Sebut Amerika dan China Sedang Perang Teknologi}
Gou mengundang perhatian publik setelah mengisyaratkan rencana untuk pensiun dari jabatan sebagai pimpinan Foxconn. Pria berusia 69 tahun tersebut menegaskan akan memilih posisi sebagai orang yang berada di balik layar sebagai kepala perusahaan.
Ia bakal mundur dari jabatan demi memberi kesempatan bagi generasi muda untuk memimpin perusahaan pemasok perangkat besutan Apple itu. Rencana pensiun Gou sempat disinggung pada rapat pemegang saham sekitar setahun silam. [SN/HBS]
Sumber: Reuters