spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Tecno Spark 20

ARTIKEL TERKAIT

Pendapatan e-commerce Asia Tenggara Lampaui Rp 32 Triliun di 2020

Telko.id – Menurut laporan terbaru dari Frost & Sullivan, pendapatan e-commerce di Asia Tenggara kemungkinkan akan mencapai lebih dari US$ 25 miliar pada 2020, atau setara Rp 32 Triliun.

Ini lebih dari dua kali lipat dari apa yang dihasilkan pada tahun 2015, di pendapatan e-commerce tercatat sebesar US$ 11 miliar atau sekitar Rp 14 Triliun. Menurut Frost and Sullivan, jumlah tersebut berhasil dicapai setelah melalui banyak kejadian seperti akuisisi, keluar pasar dan pengecer berjuang dengan profitabilitas.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa pertumbuhan akan terus berlanjut seiring dengan industri yang berkembang.

Pada 2015, Malaysia dan Thailand tercatat sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, dengan menghasilkan pendapatan sebesar US$ 2.3 miliar dan US$ 2.1 miliar, masing-masing.

Namun, penelitian Frost & Sullivan mencatat bahwa kedua pasar ini diharapkan akan dikalahkan oleh negara-negara berkembang di Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Indonesia.

Sementara itu, total pendapatan dari bisnis-ke-konsumen (B2C) e-commerce di enam negara Asia Tenggara terbesar – Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam – diproyeksikan meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 17,7%.

“Meskipun relatif muda, pasar e-commerce di Asia Tenggara berkembang dengan cepat, berkat tingkat adopsi digital yang mencengangkan di wilayah ini,” kata Cris Duy Tran, konsultan utama dalam e-commerce dan transformasi digital Frost & Sullivan Asia Pacific seperti dilansir TelecomAsia, Kamis (8/9).

Dia menjelaskan, bahwa meskipun dengan pemain yang lebih sedikit di pasar, perusahaan e-commerce mulai bersaing di luar poin harga dan logistik dan pindah ke daerah-daerah baru seperti e-commerce online-to-Offline (o2o) dan program loyalitas.

Sementara itu, layanan seperti Carousell, Tokopedia, dan Shopee secara agresif mengejar strategi ‘mobile first’, dan Frost & Sullivan mengharapkan untuk melihat lebih banyak layanan spesifik lainnya di bidang-bidang seperti perjalanan, pengiriman makanan, dan barang-barang mewah.

Tantangan yang berlaku tetap sama, yakni kepemilikan kartu kredit yang masih rendah (kurang dari 7% di semua pasar Asia Tenggara, kecuali Singapura dan Malaysia).

Di beberapa negara, lebih dari 50% populasi tidak memiliki rekening bank, menjadikan pembayaran sebagai tantangan terbesar bagi perusahaan e-commerce di wilayah tersebut. Menyusul itu, masih ada juga masalah logistik yang menghantui, terutama di daerah dengan geografis yang kompleks seperti Indonesia dan Filipina.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU