spot_img
Latest Phone

Facebook Gelar Tiga Hari Festival bertajuk Nyasar ke Dimensi Facebook, Ini Targetnya

Telko.id – Facebook Indonesia siap meramaikan akhir pekan ini...

Garmin Manfaatkan Data Wearable, Pengendalian Diabetes Personal

Telko.id - Memperingati Hari Diabetes Sedunia, Garmin Indonesia menyoroti...

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

ARTIKEL TERKAIT

Pemblokiran Agresif, Sindikat Siber Tak Lagi Nyaman di Telegram

Telko.id – Platform pesan instan seperti WhatsApp, Telegram, dan Signal selama ini kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan siber untuk berbagai aktivitas ilegal. Namun, laporan terbatu Kaspersky Digital Footprint Intelligence bahwa ‘zona nyaman’ penjahat sindikat siber di Telegram kini mulai terganggung.

Dalam pemantauan terhadap lebih dari 800 kanal kriminal yang diblokir sejak 2021 hinga 2024. Kaspersky menemukan bahwa meski aktivitas ilegal tetap marak, ekosistem gelap di Telegram kini jauh lebih menantang untuk dipertahankan.

Kaspersky mencatat kerangka bot Telegram menjadi tulang punggung berbagai operasi kriminal. Satu bot dapat menangani ratusan transaksi per hari, mulai dari pembayaran kripto, pengiriman kartu bank curian, data hasil infostealer, hingga layanan serangan DDoS, tanpa campur tangan operator.

Fitur penyimpanan file tanpa batas juga memungkinkan distribusi database curian berukuran besar tanpa perlu hosting eksternal. Alhasil, jenis transaksi berisiko rendah dan berharga murah seperti kartu curian dan data bocor makin mendominasi, sementara jual-beli bernilai tinggi seperti kerentanan zero-day tetap beralih ke forum dark web yang menjaga reputasi.

Baca juga:

Peneliti Kaspersky menemukan dua tren menarik. Pertama, umur kanal bayangan meningkat tajam. Saluran yang dapat bertahan lebih dari 9 bulan meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2023-2024 dibandingkan 2021-2022.

Dan kedua, pemblokiran Telegram naik drastis. Sejak Oktober 2024, jumlah penghapusan bulanan-bahkan di titik terendah-setara dengan puncak tahun 2023. Tren pemblokiran terus menguat sepanjang 2025.

Kondisi ini membuat operasi ilegal semakin tidak stabil. Kanal bisa hilang dalam semalam dan muncul kembali hanya untuk kembali diblokir beberapa minggu kemudian.

Telegram sebenarnya bukan platform ideal bagi pelaku kriminal. Tidak adanya enkripsi end-to-end bawaan untuk semua obrolan, infrastruktur terpusat yang tidak bisa mereka kendalikan, serta kode sisi server yang tertutup membuat aktivitas gelap semakin rentan terlacak.

“Pelacak kejahatan siber memang melihat Telegram sebagai alat yang nyaman, tetapi keseimbangan risiko dan keuntungan sudah berubah. Blokir yang tinggi membuat mereka sulit membangun operasi jangka panjang. Migrasi ke platform lain sudah mulai terlihat,” ujar Vladislav Belousov, Analis Jejak Digital Kaspersky dikutip Kamis (11/12/2025).

Kaspersky pun menyarankan langkah pencegahan yaitu dengan laporkan kanal atau bot yang terbukti ilegal untuk membantu moderasi komunitas. Kemudian, gunakan sumber Threat Intelligence yang mencakup surface web, deep web, dan dark web agar tetap mendapat notifikasi aktivitas ilegal terbaru serta memahami taktik para pelaku ancaman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU