spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

UKM Indonesia Ternyata Banyak Yang Belum Siap Go Digital, Kenapa?

Telko.id – Usaha kecil Menengah di Indonesia saat ini peran nya terus meningkat terhadap produk domestik bruto. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, dalam lima tahun terakhir ini saja meningkat menjadi 60.34% dari jumlah sebelumnya yaitu sekitar 57.84%. Mirisnya, ternyata masih banyak UKM yang belum siap Go Digital.

Hal ini terungkap dalam Mekari Conference yang mengakat tema Powering Indonesia SMEs with Technology”. Dimana, acara ini digelar dengan dukungan dari Bank Mandiri dan XL Axiata yang bertujuan untuk mendorong adopsi teknologi digital bagi UKM di Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing UKM Indonesia di masa yang akan datang. 

Berdasarkan data dari CISCO APAC SMB Digital Maturity Index tahun 2019 pun ternyata Indonesia masih menjadi negara yang menduduki peringkat dua terakhir dari 14 negara Asia Pasifik terkait kesiapannya dalam transformasi digital.

Padahal menurut riset yang dilakukan oleh McKinsey, adopsi teknologi dapat mendorong pertumbuhan UKM hingga dua kali lipat. Adapun, sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia memang memegang peranan penting pada perekonomian negara.

Jadi, UKM harus tanggap dalam menghadapi perubahan tren yang sangat cepat, tidak hanya di perubahan tren pasar namun juga perkembangan teknologi. Adopsi teknologi digital yang maksimum dapat mendorong UKM untuk berinovasi dalam menghadirkan produk dan servis baru hingga peningkatan produtivitas proses bisnis.

Hal ini tentunya menjadikan transformasi digital pada bisnis UKM semakin krusial dan patut untuk diperhatikan. Terlebih lagi pesatnya perkembangan teknologi ini telah mengubah perilaku masyarakat yang semakin mengarah ke digitalisasi.

Menanggapi hal tersebut, Suwandi Soh, CEO dari Mekari, menyampaikan , “Kami percaya bahwa setiap bisnis UKM memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk tumbuh. Namun, di era digital saat ini maupun masa depan, literasi dan tingkat adopsi teknologi yang akan menjadi penentu seberapa jauh bisnis dapat melangkah”.

Hanya saja, hasil studi menunjukkan UKM Indonesia masih relatif tertinggal dan belum siap untuk go digital. Itu sebabnya, Mekari berusaha menyuarakan pentingnya memulai transformasi digital, karena melihat bahwa pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan daya saing UKM Indonesia.

Hal yang sama juga diperhatikan oleh Bank Mandiri sebagai salah satu institusi keuangan terkemuka di Indonesia. Menurut Senior Vice President Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri, Muhamad Gumilang M, “Perkembangan teknologi informasi saat ini, yang kemudian diikuti proses digitalisasi dan otomasi dalam berbagai aspek kehidupan sebagai sebuah opportunity bagi dunia usaha,”.

Mandiri sendiri,  hingga Desember 2018, telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 27 ribu nasabah UKM dengan nilai mencapai Rp 55 Triliun.

Berdasarkan tahapannya, transformasi digital sendiri dibagi menjadi empat fase menurut CISCO APAC SMB Digital Maturity Index tahun 2019,  yang pertama adalah Digital Indifferent dimana bisnis sudah mulai tanggap terhadap perubahan pasar, namun belum memanfaatkan teknologi digital apapun.

Fase berikutnya adalah Digital Observer, yang merupakan fase dimana bisnis sudah mulai menggunakan teknologi digital secara taktis, dan lebih fokus pada proses otomatisasi untuk menghasilkan efisiensi.

Fase ketiga adalah Digital Challenger, yakni dimana bisnis sudah menggunakan teknologi digital secara strategis dan proses utama dalam pengoperasian bisnis sudah terotomatisasi dengan baik. Puncaknya adalah fase dimana bisnis sudah didukung dengan kemampuan analitik yang mumpuni dan terotomatisasi secara keseluruhan dalam pengoperasian bisnisnya.

Terakhir adalah fase yang disebut dengan Digital Native ini. Bisnis telah siap untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan dengan strategi digitalisasi yang terintegrasi.

Yang tidak boleh dilupakan, dalam mewujudkan transformasi digital ini, masalah konektivitas menjadi salah satu aspek yang paling berpengaruh. Saat ini, pengguna internet di Indonesia sudah menembus angka sekitar 150 juta atau sekitar 56% dari jumlah penduduk total. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya berkisar 147 juta. Angka ini terus menunjukkan pertumbuhan yang positif setiap tahunnya.

“Kami setuju bahwa UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia dan kami yakin jika rekan UMKM didukung oleh konektivitas digital yang tinggi, UMKM dapat berkembang lebih pesat untuk mendongkrak perekonomian nasional. XL Axiata juga terus berinovasi dalam memberikan akses konektivitas yang baik bagi rekan UMKM. Tidak hanya itu, wujud nyata kami lainnya adalah turut berpartisipasi aktif mendukung transformasi digital ini melalui rangkaian kegiatan kolaboratif langsung dengan UMKM didalam #aslijago dan beragam workshop lainnya. Salah satunya melalui Mekari Conference ini,” ucap Sharif Lukman Mahfoedz, Group Head Enterprise Product and Marketing XL Axiata.

Mekari Conference, didukung oleh Bank Mandiri & XL Axiata, menghadirkan lebih dari 35 pembicara berlatarbelakang CEO, Founders, Executives dari sektor pemerintah, UKM, startup, korporasi, hingga investor di Indonesia. Konferensi ini memiliki misi untuk meningkatkan daya saing UKM Indonesia melalui teknologi, karena melihat minimnya adopsi teknologi pada industri UKM Indonesia dan ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi dibandingkan dengan negara lain. (Icha)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU