Telko.id – Setelah Zoom ‘tersandung’ masalah privasi yang cukup menghebohkan, karena beberapa kejadian, ada orang yang tidak diinginkan tetiba bergabung dalam video conference yang saat ini menjadi andalan banyak masyakat di dunia, pemerintah Taiwan pun secara resmi melarang penggunaan aplikasi ini karena masalah keamanan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Bloomberg, pemerintah Taiwan melarang penggunaan Zoom karena dianggap memiliki kelemahan dalam keamanan.
Tidak dapat dipungkiri, Zoom menjadi salah satu aplikasi favorit yang banyak digunakan untuk melakukan pertemuan jarak jauh dan upaya meminimalisir kontak dengan banyak orang di tengah pandemic coronavirus. Baik pemerintah, perusahaan bahkan individu sekalipun banyak yang menggunakan. CEO Zoom, Eric Yuan mengaku, saat ini ada 200 juta meeting yang digelar melalui aplikasi ini setiap hari nya.
Baca juga : CEO Zoom Akui Shock dan Mengakui Kalau Salah Langkah
Tentu, larangan Taiwan ini menjadi pukulan terbaru bagi Zoom Video Communications Inc. yang berbasis di San Jose saat ini boleh dibilang sedang berjuang untuk mengatasi ledakan permintaan untuk layanannya.
Jutaan orang telah beralih ke aplikasi saat mereka bekerja dan belajar dari rumah di tengah pandemic virus corona global ini. Tetapi para peneliti cybersecurity pun memperingatkan bahwa ada celah keamanan dalam perangkat lunak tersebut yang memungkinkan diretas sehingga pembicaraan atau pertemuan yang dilakukan didengar oleh orang yang tidak diinginkan. Bahkan mampu meretas mesin atau device yang terhubung sehingga mampu mengakses file yang ada.
Taiwan bukan yang pertama. Sebelumnya, SpaceX dan Departemen Pendidikan New York City dari Elon Musk pun telah melarang penggunaannya.
Zoom merutekan beberapa data melalui server yang berbasis di China serta menggunakan pengembang di sana, lembaga think tank keamanan internet Citizen Lab mengatakan dalam sebuah laporan minggu lalu.
Setiap data resmi yang disalurkan melalui Tiongkok menimbulkan risiko besar bagi Taiwan. Beijing mengklaim pulau yang diperintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya, dan mengancam akan menyerbu jika Taiwan bergerak untuk menjadikan kemerdekaannya resmi.
Pemerintah Taiwan menolak klaim China, memandang pulau itu sebagai negara berdaulat.
Dengan tidak adanya alternatif domestik untuk Zoom, pemerintah Taiwan mengatakan Selasa bahwa layanan dari Alphabet Inc. Google dan Microsoft Corp dianggap lebih dapat diterima. (Icha)