Telko.id – Industri startup Indonesia sangat berkembang pesat. Namun, tidak sedikit juga dari mereka yang kebingungan dalam mengembangkan bisnisnya. Hal ini terungkap dalam acara Digitaraya Impact 2020. Lalu apa solusinya?
Menurut Nicole Yap, Managing Director Digitaraya dalam pembukaanya menyebutkan bahwa “Ekosistem startup di Indonesia telah berkembang sangat pesat pada satu dekade ini, dengan banyak sekali startup-startup lokal menghadirkan inovasi-inovasi yang solutif untuk men-disruptindustri dan memainkan peranan yang penting yang memudahkan kehidupan keseharian masyarakat”.
“Hal itu yang membuat Digitaraya hadir sebagai startup-hub kelas dunia di Indonesia untuk mendukung dan mengembangkan startup baru, untuk mencapai tingkatan berikutnya dalam pertumbuhan bisnis mereka,” ungkap Nicole.
Namun, dibalik pertumbuhan yang pesat itu, ada tiga persoalan yang dihadapi oleh para startup Indonesia.
“Ada tiga persoalan bagi perkembangan startup Indonesia yakni kebutuhan SDM yang mumpuni, peranan mentor yang bisa membimbing, dan funding yang bisa memberikan dorongan,” ujar Fadjar Hutomo, Deputi Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang turut memberikan pidato pembuka pada acara Digitaraya Impact 2020 menjelaskan.
Selain itu, pada acara itu juga terungkap bahwa banyak startup Indonesia yang kebingungan. Kenapa?
Menurut Sebastian Trzcinski-Clément, Head of Developer Relations and Startup Ecosystem in Asia, Africa, and the Middle East, Google menyebutkan bahwa “Startup banyak yang terlihat kebingungan menjalankan bisnis mereka karena tidak ada pedoman yang pasti mengenai bagaimana mereka harus menjalankan sebuah bisnisnya”.
Itu sebabnya, Fadjar menyebutkan, pentingnya peran sebuah startup hub seperti Digitaraya. “Saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih pada Digitaraya atas inisiatif yang diberikan yang membantu kami (pemerintah) menyelesaikan persoalan dan mempersiapkan masa depan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.
“Disinilah startup-hub seperti Digitaraya memainkan peran yang sangat penting untuk mendukung dan membantu para startup ini untuk mengembangkan bisnis mereka menggunakan berbagai cara seperti contohnya, Google’s launchpad playbook yang dapat memberikan pedoman dan platform networking yang sangat dibutuhkan,” ungkap Sebastian.
Untuk memenuhi kebutuhan dari industri startup, Digitaraya telah berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan ini dan terus mendorong industri ini ke depan. Nicole menjelaskan,
“Kami berencana untuk mengadakan lebih banyak bootcampuntuk startup-startup baru yang akan berfokus kepada hal-hal yang fundamental, membantu mencocokkan bisnis mereka dengan Venture Capitaldan korporasi, juga membangun jaringan yang luas agar mereka mampu mengembangkan bisnis lebih jauh dan cepat.”
Sepanjang tahun 2019 lalu, Digitaraya telah berhasil menjadi startup accelerator terdepan di Indonesia, membantu lebih dari 73 startup baru dari 12 negara untuk mencapai tingkat pertumbuhan berikutnya pada bisnis mereka, yang telah berhasil menggalang dana dengan total jumlah US$78 Juta. Lebih lanjut, Digitaraya juga telah membuka lebih dari 2.400 lapangan pekerjaan dan telah membimbing lebih dari 120 entrepreneur di jaringannya. (Icha)