Telko.id – Kominfo gandeng Gojek untuk melakukan Percepatan Transformasi Digital melalui Edukasi dan Pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Masyarakat Umum. Langkah ini dikukuhkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).
Kominfo gandeng Gojek untuk fokus pada tiga area utama, yaitu akselerasi kompetensi SDM digital, peningkatan literasi digital masyarakat, dan percepatan transformasi digital pada sektor ekonomi dan bisnis.
Kominfo gandeng Gojek ini sejalan dengan upaya percepatan penerapan Peta Jalan Indonesia Digital tahun 2021-2024 yang dicanangkan Kominfo sebagai panduan pelaksanaan transformasi digital di empat (4) pilar, yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital.
Untuk mendorong hilirisasi atau pemanfaatan teknologi digital, Kominfo secara konsisten memberikan rangkaian pelatihan berbasis digital kepada masyarakat, dan dalam pelaksanaannya menggandeng berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, pelaku usaha termasuk platform digital, akademisi, komunitas, hingga media.
“Kominfo berkolaborasi dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa melakukan beberapa agenda terkait percepatan transformasi digital, di antaranya adalah edukasi dan pelatihan UMKM dan masyarakat umum sesuai arahan Bapak Presiden di mana digitalisasi UMKM merupakan salah satu agenda prioritas,” ungkap
Mira Tayyiba, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia saat konferensi pers penandatanganan MoU antara Kominfo gandeng Gojek mengungkapkan.
Ia berharap penandatanganan Nota Kesepahaman tentang percepatan transformasi digital melalui edukasi dan pelatihan UMKM serta masyarakat umum yang dilakukan hari ini dapat berkontribusi signifikan dalam proses digitalisasi UMKM di Indonesia, serta pemetaan SDM digital yang resilient dan inovatif.
“Sejak awal, Gojek melalui ekosistemnya terus mendorong transformasi digital di berbagai lapisan serta aspek kehidupan masyarakat, dan di tengah pandemi COVID-19, kami semakin proaktif melakukan percepatan digitalisasi, mulai dari mendukung UMKM bermigrasi dengan mudah ke ranah digital, meningkatkan kompetensi digital talent, hingga mengedukasi masyarakat tentang cara memanfaatkan teknologi digital dengan aman,” ujar Kevin Aluwi, CEO dan Co-Founder Gojek pada kesempatan yang sama.
Kevin pun menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan #BangkitBersama yang diinisiasi oleh Gojek sebagai bagian dari Grup GoTo untuk bisa mendorong berbagai elemen di dalam dan diluar ekosistem nya untuk dapat tidak hanya bertahan tetapi juga terus tumbuh di masa pandemi. Kesuksesan berbagai upaya ini tentunya tidak terlepas dari dukungan Kominfo terhadap industri ekonomi digital.
Ia pun berharap dengan makin dikukuhkannya kolaborasi strategis antara Gojek dengan Kominfo, dapat menjadi mitra terdepan pemerintah dalam rangka memaksimalkan potensi Indonesia sebagai digital economic powerhouse di Asia Tenggara.
Dukungan yang tertuang dalam Nota Kesepahaman Kominfo gandeng Gojek tersebut akan direalisasikan melalui tiga pilar utama, yaitu peningkatan literasi keamanan digital bagi masyarakat dan UMKM, digitalisasi UMKM, dan pelatihan SDM digital dan startup. Ketiga pilar ini akan diimplementasikan dalam berbagai program antara Gojek dengan berbagai direktorat, badan dan lembaga di bawah Kominfo seperti Edukasi dan pelatihan intensif dengan Siberkreasi untuk mendukung pelaku UMKM yang cakap digital melalui konten-konten edukasi di berbagai media dengan topik UMKM Siap Melaju Berbekal Kompetensi Keamanan Digital, Tips Jitu Menarik Pelanggan dan Berkonten Aman di Internet dan Strategi Inovasi untuk UMKM Kuliner.
Dalam momentum penandatangan Nota Kesepahaman, Gojek dan Kominfo juga meluncurkan Iklan Layanan Masyarakat mengenai keamanan digital yang merupakan salah satu bentuk kolaborasi di bidang edukasi.
Lalu, akan ada Digital Talent Scholarship, di mana Kelas GoNusantara dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang akan memberikan pelatihan digital entrepreneurship berbentuk workshop interaktif kepada ribuan peserta.
Selain itu aka nada ragam program pelatihan ini sejalan dengan komitmen Kominfo untuk mengakselerasi kompetensi SDM digital nasional, dengan menargetkan 300.000 SDM digital terlatih/tersertifikasi pada tahun 2024. Dimana, Presiden Joko Widodo sendiri pun pernah menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9.000.000 talenta digital pada tahun 2035.
Gojek juga akan melakukan kolaborasi dengan BAKTI untuk pelatihan dan onboarding UMKM di daerah luar Jawa, di delapan (8) kota secara luring dan daring. Dan juga akan melakukan kolaborasi membina bibit perusahaan startup Indonesia dalam Program 1000 Startup Digital.
Ketiga area utama yang menjadi fokus kolaborasi Gojek dengan Kominfo dinilai merupakan elemen vital percepatan transformasi digital. Bukan hanya dapat mendorong ekonomi nasional, ketiga area tersebut juga turut memaksimalkan potensi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Studi McKinsey tahun 2020 mengungkapkan bahwa digitalisasi UMKM berpotensi memberikan kontribusi ke perekonomian nasional hingga 140 Miliar USD pada tahun 2030.
Rangkaian dukungan yang diberikan Gojek pun akan semakin melengkapi berbagai upaya transformasi digital yang sebelumnya telah dijalankan oleh Gojek dan ekosistemnya, khususnya untuk UMKM. Apalagi dalam upaya bangkit dari pandemi, GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia yang menggabungkan layanan on-demand, e-commerce, serta layanan keuangan dan pembayaran melalui merek Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bangkit bersama di masa pandemi ini melalui gerakan #BangkitBersama.
Sebagai bagian dari ekosistem GoTo, Gojek telah membantu meningkatkan literasi dan adopsi ekonomi digital kepada lebih dari 250 ribu pelaku UMKM di Indonesia selama masa pandemi.
Tidak hanya itu, Gojek juga mendorong pelaku UMKM untuk lebih melek keamanan digital. Sejak 2020, Gojek merupakan platform digital pertama yang menjalin kerja sama secara berkelanjutan dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dalam upaya edukasi seputar literasi keamanan digital
hingga saat ini. Upaya ini sejalan dengan target pemerintah yang menyasar literasi digital untuk 50 juta orang hingga tahun 2024. (Icha)