Telko.id– Tetiba, pada 27 Februari lalu, Grab ‘Memproklamasikan’ diri menjadi Decacorn pertama di Asia Tenggara. Itu terlihat ketika masuk ke website nya, yang pertama kali adalah tulisan “Terima Kasih Telah Jadikan Grab Decacorn Pertama”.
Selanjutnya, tertulis juga tentang latarbelakang tentang apa itu Unicorn dan ungkapan terimakasih Grab pada para pelanggannya dengan memberikan diskon#LEVELDECACORN hingga 70% untuk semua layanan Grab, berlaku di seluruh Indonesia dari 28 Februari – 14 Maret 2019 selama promo tersedia setiap harinya.
Memang belakangan ini, banyak startup yang mengejar ‘label’ decacorn ini. Setelah melewati level Unicorn terlebih dahulu. Dimana untuk dapat disebu unicorn, sebuah perusahaan dengan penilaian lebih dari US $ 1 miliar, atau bahkan decacorn, yang memerintahkan penilaian setidaknya $ 10 miliar.
Jadi wajar, jika Grab begitu ‘senang’ sampai-sampai mengumumkan pencapaiannya dan memberikan promo bagi para penggunannya.
Grab merupakan aplikasi yang menawarkan berbagai layanan, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, pengiriman paket, pembayaran dan layanan keuangan hingga streaming video, melalui penawarannya seperti GrabBike, GrabCar, GrabFood, GrabPay, GrabTaxi, GrabRewards, GrabExpress, GrabFresh, GrabShuttle , GrabWheels, dan GrabDaily. Ke depan, ia juga bertujuan untuk menciptakan 100 juta pengusaha mikro melalui ekosistemnya.
Sekarang, Grab telah menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara dan telah melampaui decacorn, melayani jutaan orang di seluruh Asia Tenggara. Ini membanggakan strategi platform terbuka yang membantu berbagi manfaat dan penghargaan dengan semua pihak.
Misalnya, dengan bermitar dengan OVO untuk pembayaran digital, membuatnya lebih mudah untuk membayar wahana Grab, serta dengan HOOQ, menawarkan hiburan berkualitas untuk pengguna platinum tepat di aplikasi.
Keberhasilan Grab naik level ini tidak lepas dari banyak nya investor yang bergabung. Seperti Temasek, Qunar, Tiger Global, Softbank, China Investment Corporation dan Toyota Motor Corp.
Grab melihat Asia sebagai peluang pasar besar dengan potensi pasar $ 25 miliar untuk transportasi dan pasar $ 500 miliar untuk pembayaran.
Asia Tenggara juga memiliki potensi luar biasa untuk bisnis ridesharing. Dengan populasi gabungan 640 juta, kepemilikan mobil di wilayah ini termasuk yang terendah di dunia yaitu 70 mobil per 1.000 orang, dibandingkan dengan 103 mobil per 1.000 orang di Cina dan 574 di AS.
Data Grab menunjukkan bahwa penetrasi smartphone dapat berlipat dua dalam lima tahun ke depan di Indonesia, Myanmar dan Filipina, sementara itu telah melampaui 100 persen di Malaysia, Thailand dan Singapura. Antara 2014 dan 2015, transaksi non tunai di Asia melonjak 43,4 persen. Untuk mendukung operasi bisnisnya, Grab memiliki pusat penelitian dan pengembangan di Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Beijing, Kota Ho Chi Minh, Seattle dan Bangalore. (Icha)