Telko.id – Grab, sebagai super app, tidak mau sendirian jadi decacorn. Ingin juga mengajak para startup di Indonesia untuk naik level. Itu sebabnya, meluncurkan Thinkubator Conference dan Startup Competition untuk mencaristartup decacorn masa depan di Indonesia.
Acara yang dibukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan ini merupakan hasil dari kerja sama antara Grab dengan lima kementerian dan badan pemerintahan (Menko Kemaritiman, KSP, Kominfo, BKPM & Bekraf) untuk meningkatkan ekspansi dan pengembangan industri teknologi serta startup di Indonesia.
Dengan Indonesia sebagai premiere edition, Grab juga berencana menghadirkan program ini ke berbagai negara Asia Tenggara untuk memberikan kesempatan lebih besar bagi startup-startup regional untuk berkembang.
”Sekarang merupakan saat yang tepat bagi industri teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara untuk menjadi sorotan di dunia internasional. Ada begitu banyak inovasi di sini yang didorong oleh semangat nyata untuk membuat terobosan,” ungkap Hooi Ling Tan, Co-founder Grab.
Harapannya, melalui Thinkubator ini Grab dapat membangun sebuah platform yang terbuka dan inklusif untuk menemukan serta mengembangkan berbagai ide terbaik dari Indonesia. Apalagi, sebagian besar kesuksesan Grab merupakan hasil dari berbagai pihak besar yang mendukungnya sehingga sekarang ini jadi waktu yang tepat untuk berkontribusi kembali melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam pencarian kisah sukses startup berikutnya di Asia Tenggara.
Thinkubator pertama kali digagas berdasarkan percakapan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan telah menjadi kompetisi nasional untuk mencari ide terbaik dalam berbagai kategori termasuk logistik/transportasi, pertanian/lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Program ini berfokus pada keberagaman dan inklusi – menyambut beragam ide dari seluruh Indonesia, dari setiap pendiri startup yang bersemangat menciptakan dampak besar bagi masyarakat, terlepas dari latar belakang mereka.
Sebanyak 1.165 startup telah mendaftar dalam program ini dengan tim yang tidak hanya berasal dari kota-kota besar, namun juga dari wilayah Indonesia Timur dan berbagai provinsi lainnya. Dari jumlah tersebut, 150 startup telah terpilih dan akan bergabung dalam konferensi yang dimulai hari ini termasuk kegiatan workshop dan sesi networking. Dari 150 finalis, 75 finalis berasal dari luar Jabodetabek, 17 berasal dari luar Jawa dan 35 tim memiliki founder dan co-founder perempuan.
Dari 150 startup, 6 finalis akan dipilih untuk pitching ide bisnis mereka di depan panel profesional seperti William Tanuwijaya, Co-Founder Tokopedia; Friderica Widyasari Dewi, Direktur Eksekutif KSEI; dan Chairul Tanjung, Ketua CT Corp. Babak final Thinkubator akan disiarkan langsung di Trans TV pada hari Jumat, 29 Maret 2019, pukul 20.00 WIB.
Para finalis Thinkubator akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dengan total 3 miliar rupiah, termasuk akses ke Microsoft Azure untuk mengembangkan bisnis mereka. Profil perusahaan para pemenang juga akan semakin dipromosikan untuk menarik minat pendanaan lebih lanjut serta investasi dari perusahaan penyedia modal. Hal ini juga semakin diperkuat dengan posisi Indonesia saat ini sebagai salah satu negara tujuan utama untuk pengembangan investasi teknologi di Asia Tenggara.
“Kami terus berfokus untuk membangun sumber daya manusia untuk berkompetisi secara aktif di era Industri 4.0 ini. Bakat yang ditingkatkan dapat membantu membuat revolusi industri seperti di transportasi, perikanan dan pariwisata. Kami melihat Thinkubator sebagai model sinergi yang kuat antara pemerintah dan pihak swasta seperti Grab untuk memberikan wadah bagi putra-putri Indonesia yang berbakat untuk maju dan membuat perubahan yang nyata!”, ungkap Luhut, saat meresmikan acara Thingkubator ini.
Dilanjutkan oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi yang mengatakan, “Pemerintah telah melakukan berbagai inisiatif untuk membantu startup tumbuh di Indonesia, dalam hal kebijakan dan peraturan. Dan kami terus bekerja sama dengan berbagai mitra dan lembaga untuk menjadikan Indonesia tempat terbaik untuk berkembangnya startup”.
Lebih lanjut, Rudiantara menyebutkan bahwa “Thinkubator merupakan inisiatif kolaborasi yang didukungnya karena memberikan manfaat tidak hanya bagi startup, tetapi juga bagi warga Indonesia melalui pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan serta produk dan solusi yang akan dihasilkan”.
Tentu dengan harapan, para startup yang bergabung dalam ajang ini akan menawarkan inovasi di berbagai industri, terutama di bidang Logistik, Transportasi, Pertanian, Lingkungan, Pendidikan dan Kesehatan.
Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) juga menambahkan, “Para startup yang telah sukses di Indonesia hingga saat ini adalah mereka yang menawarkan solusi paling kreatif untuk masalah yang sudah lama ada. Kami berharap dapat menemukan lebih banyak orang kreatif di seluruh negeri yang dapat membantu mempersiapkan Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2025. Dan bagi mereka yang mencari inspirasi untuk membuat bisnis mereka sendiri, Thinkubator akan menawarkan kesempatan dan pengalaman.”
Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia mengatakan, “Kami sangat bangga untuk menghadirkan program Thinkubator yang pertama di Indonesia. Program ini menjadi bukti kolaborasi kuat kami dengan pemerintah Indonesia untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan startup dan teknologi di Indonesia. Kami sangat senang dapat melihat banyak startup yang membawa misi sosial, yang sejalan dengan perjalanan Grab di Indonesia untuk juga membantu berbagai isu sosial. Kami berharap dapat menemukan startup Indonesia selanjutnya yang akan menyandang status decacorn.”
Sebagai tindak lanjut dari program Thinkubator, Grab Ventures Velocity (GVV), program yang khusus bertujuan untuk mendukung startup yang sedang berkembang lebih lanjut (scale up) dan berstatus post-seed, akan segera membuka pendaftaran program periode keduanya di Indonesia. GVV menawarkan platform untuk menguji dan mengkomersilkan solusi peserta dengan basis pelanggan Grab. (Icha)