Telko.id – Salah satu penyedia layanan streamingvideo populer, Netflix, resmi menginjakan kakinya di Indonesia pada Kamis, 7 Januari 2016. Hal tersebut tentunya akan semakin memanjakan para penikmat siaran televisi di Indonesia.
Menurut The New York Times, kehadiran Netflix di Indonesia merupakan salah satu strategi ekspansi bisnis perusahaan.
Selain Indonesia, perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California AS tersebut akan melakukan ekspansi ke banyak negara lain. Tercatat mereka akan menghadirkan layanan streaming mereka di 130 negara lagi dengan total negara saat ini telah mencapai 190 negara.
“Hari ini Anda akan melihat kelahiran jaringan TV internet global baru. Dengan peluncuran ini, konsumen di seluruh dunia, dari Singapura sampai ke St Petersburg, dari San Francisco ke Sao Paulo bisa menikmati acara TV dan film secara bersamaan tanpa harus menunggu lama,” kata Co-founder and Chief Executive Netflix, Reed Hastings di sesi presentasinya yang diadakan di CES 2016, Las Vegas Convention Center, Amerika Serikat.
Yang menjadi permasalahannya adalah, Hadirnya TV Streaming ini apakah akan mengganggu bisnis TV berbayar di Indonesia. Pasalnya, Netflix dianggap sebagai alternatif para pencinta film untuk menyaksikan tayangan kesayangan mereka dan tak perlu lagi mengandalkan konten dari televisi berbayar. Inilah yang dianggap bakal mengancam bisnis televisi berbayar di Indonesia.
Terlebih, Untuk pelanggan Indonesia Netflix akan memberikan masa percobaan selama satu bulan gratis. Kegiatan promosi ini disinyalir akan meraup banyak subscriber sekaligus menjadi pilot project mereka di Indonesia.
Koneksi internet yang semakin baik menjadi salah satu alasan hadirnya raksasa streaming ini di Indonesia. Namun, berbicara mengenai regulasi, sejatinya Menkominfo Rudiantara belum mengetahui apakah Netflix masuk kedalam kategori OTT (Over The Top) atau bukan.
“Belum tahu, makanya nanti lihat. Bisa jadi OTT harus lihat servernya di mana dan lainnya,” tutur Rudiantara. Terlebih, ia tidak mau menyamakan Netflix dengan OTT seperti Youtube, walaupun sama-sama menghadirkan konten video.
“Kalau (Netflix) ini soal film dan payable (bisa berbayar). Itu larinya ke mana, dari sisi pelanggan kan bayarnya langsung ke Netflix, tapi datanya bayar ke operator,” tandas pria yang kerap disapa Chief R.A ini.
Berbicara mengenai persaingan denganTV berbayar atau Bioskop, Rudiantara mengungkapkan, “Sekarang di Indonesia itu bukan seribu layar lagi, tapi dengan adanya 4G pada perangkat pelanggan, hasilnya jutaan layar pengganti bioskop, tapi, pelanggan kita belum biasa, Coba deh, nanti kalau ke depannya bagus, itu akan jadi killer applications,” ungkapnya.