Telko.id – Kebanyakan perusahaan menengah, untuk melakukan transformasi bisnis menggunakan teknologi bukan persoalan mudah. Kendala utama adalah dana. Sebagai gambaran, Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung ekonomi Asia Pasifik dan berdasarkan hasil penelitian Asian Development Bank tahun 2007-2012, sebanyak 98% perusahaan di Asia Pasifik merupakan UKM. Para UKM ini membuka lapangan pekerjaan untuk 66% buruh nasional dan menyumbang 30% dari keseluruhan nilai ekspor.
Itu sebabnya, kontribusi UKM terhadap kemajuan ekonomi tidak dapat dipandang sebelah mata. Namun ternyata, tantangan yang dihadapi cukup besar untuk dapat tetap bertahan di lingkungan usaha yang berkembang.
Dunia kerja yang dinamis menjadi salah satu pendorong munculnya tenaga kerja millennial yang tumbuh dengan kehadiran internet serta berkembangnya kelompok pekerja yang mencari pengaturan jam kerja yang lebih fleksibel. Munculnya perangkat mobile dan teknologi komputasi awan atau cloud telah mengubah cara orang berkolaborasi dan berkomunikasi.
Berdasarkan studi yang dilakukan tahun 2015, tidak mengherankan apabila hampir 74% pegawai UKM menghabiskan setidaknya satu dari lima hari kerja bekerja di luar kantor. Studi ini juga menunjukkan bahwa satu dari dua perangkat yang digunakan untuk bekerja adalah milik pegawai. Tren ini semakin marak dengan meningkatnya mobilitas dan konektivitas, serta tersedianya perangkat dengan harga terjangkau di pasar.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan studi New World of Work oleh Microsoft, ada sekitar 92% dari pekerja Indonesia telah memposisikan dirinya sebagai mobile workers,” ujar Rudy Sumadi, SMB Lead, Microsoft Indonesia.
Sayangnya, UKM tidak memiliki daya dan kemampuan untuk menghadapi seluruh tantangan yang ada. Bahkan pemilik dan pegawai UKM terpaksa memegang banyak peran. Sang pemilik bisa saja merangkap sebagai manager TI dan bertanggungjawab untuk memastikan semua e-mail dan layanan teknologi berjalan lancar demi kelangsungan bisnis sehari-hari.
Salah satu yang berhasil melakukan transformasi tersebut adalah Duta Kalingga Pratama. Perusahaan pemindai barcode asal Indonesia ini dinilai sukses bertransformasi karena menjadi pemenang utama dalam program New World of Work Make Over Contest.
New World of Work Make Over Contest ini merupakan kompetisi yang diadakan oleh Microsoft sejak khir 2015 lalu yang bertujuan agar para perusahaan kecil dan menengah di seluruh kawasan Asia Pasifik dapat melakukan transformasi bisnis menggunakan teknologi. Setelah menjalani proses seleksi yang ketat, Duta Kalingga Pratama berhasil menjadi pemenang mewakili Indonesia. Duta Kalingga Pratama pun mendapat dukungan sebesar Rp.220 juta dari Microsoft dan beberapa perusahaan sponsor lainnya seperti Lenovo dan Jabra.
Program New World of Work Make Over Contest ini merupakan upaya Microsoft untuk membantu perusahaan modern untuk bertransformasi digital agar lebih produktif dengan memberikan dukungan teknologi berupa 10 paket berlangganan Office 365 untuk 1 tahun, kredit Azure, 9 unit laptop dan desktop Lenovo dan juga 10 unit headset Jabra.
“Dengan bantuan dari program tersebut, perusahaan kami yang menyediakan solusi end-to-end kepada pelanggan, kebutuhan berbagi data secara mobile dan real-time merupakan sesuatu yang sangat penting,” jelas Efril Busyra, Technical Advisor, Duta Kalingga Pratama menjelaskan.
Efril juga menambahkan bahwa dengan adanya dukungan teknologi seperti Office 365 dan Skype for Business, perusaahaannya kini sudah mampu bertransformasi menjadi lebih produktif dan kolaboratif, dimana tim sales dapat bekerja sepenunya secara mobile. Selain itu, Efril mengaku bahwa perusahaannya, sejak mendokumentasikan data menggunakan Azure, proses back up data dapat dilakukan secara otomatis dan data-data juga tersimpan secara aman di dalam cloud. (Icha)