spot_img
Latest Phone

Bocoran Samsung Galaxy Watch8: Desain Baru, Tapi Kecepatan Isi Daya Masih Sama?

Telko.id - Bocoran resmi dari sertifikasi 3C di China...

Garmin Instinct 3 Tactical Edition: Smartwatch Tangguh untuk Misi Ekstrem

Telko.id - Garmin baru saja menghadirkan Instinct 3 –...

ASUS Vivobook S14: Laptop AI 45+ TOPS untuk Produktivitas Tanpa Batas

Telko.id - ASUS Vivobook S14 (S3407QA), laptop terbaru yang...

Garmin vívoactive 6, Tak Sekadar Pintar, Dukung Gaya Hidup Aktif dan Tampil Lebih Gaya

Telko.id - Garmin Indonesia memperkenalkan vívoactive 6, smartwatch wellness...

Lebih Bugar Setelah Lebaran dengan Smartwatch Garmin

Telko.id - Pernahkah Anda merasa tubuh terasa berat dan...

ARTIKEL TERKAIT

Militer AS Siap Pakai Senjata AI untuk Kalahkan Musuh

Telko.id, JakartaMiliter AS menyatakan bahwa menggunakan senjata AI atau senjata yang dilengkapi dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan senjata musuh.

Militer negara berjuluk Negeri Paman Sam itu memang sangat mendukung penggunaan AI. Mereka mengatakan, bahwa AS tidak akan bisa bersaing dengan negara kuat lain seperti Rusia dan China tanpa menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan.

Meski demikian, tetap ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi jika kendali atas senjata mematikan dipercayakan kepada teknologi kecerdasan buatan itu.

{Baca juga: Militer AS Kembangkan Robot dengan Otak Serangga}

Oleh karenanya, para petinggi militer AS mengambil pendekatan konservatif terkait kecerdasan buatan. Mereka memastikan, manusia akan memiliki peran pada setiap senjata AI yang ada.

Namun, seperti dilansir Telko.id dari BGR, Rabu (16/01/2019), Asisten Sekretaris Angkatan Darat untuk Akuisisi, Logistik, dan Teknologi AS, Bruce Jette, mengatakan bahwa mengambil langkah sangat hati-hati terkait penggunaan kecerdasan buatan di sistem senjata mungkin bukanlah keputusan terbaik.

“Orang-orang khawatir apakah sistem ini bisa mengendalikan senjata. Mereka yakin ada keterbatasan tentang apa yang bisa kita lakukan dengan AI,” katanya dalam acara makan pagi bersama Defense Writers Group.

{Baca juga: Rekrut Tentara Baru, Militer AS Bikin Tim eSport Fortnite}

Ia melanjutkan, ada beberapa organisasi publik yang mengaku tidak mau kecerdasan buatan terikat dengan senjata. Masalahnya menurut Jette, hal itu mungkin menyebabkan militer menjadi tidak bisa menggunakan teknologi itu untuk meningkatkan waktu respons sistem senjata.

“Waktu adalah senjata. Jika saya tidak bisa melibatkan AI dalam mengatur sistem senjata dan dalam proses penembakan, dalam waktu panjang saya akan kehilangan waktu,” paparnya.

“Misalnya Anda menembakkan sekumpulan artileri ke saya dan saya bisa menembak jatuh artileri itu, saya perlu melibatkan seseorang,” lanjutnya.

{Baca juga: Diprotes Karyawan, Microsoft Tetap Garap Proyek Militer AS}

Lembaga Jette kini bekerja sama dengan Army Futures Command (AFC) untuk menemukan cara yang lebih sesuai terkait penggunaan senjata AI di medan pertempuran. AFC bertanggung jawab untuk mengembangkan persyaratan militer untuk penggunaan AI. (BA/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU