Telko.id – Masyarakat Indonesia ternyata sekarang sudah semakin awas dengan kejahatan siber. Terlebih bagi yang sering menggunakan fasilitas digital atau online. Hal ini disampaikan oleh Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Lab Asia Pasifik untuk Indonesia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (7/2).
“Masyarakat saat ini trend nya sudah lebih aware dengan kejahatan siber. Berdasarkan dari data penggunaan Kaspersky, juga terus meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018. Hanya saja saya tidak bisa buka angka nya. Selain itu, kontribusi media massa yang memberikan pemahaman tentang malware juga sangat membantu,” ujar Dony menjelaskan.
Hal ini juga, menurut Dony, pemahaman terhadap malware pada masyarakat berimbas pada pengamanan terhadap sistem data pribadinya. Walaupun, masih ada juga yang masih tidak peduli.
Tapi paling tidak yang sudah mulai membackup data pribadinya juga semakin banyak. Itu sudah sangat bagus.
Memang, masih ada juga yang tidak peduli bahwa data pribadi bisa saja dicuri padahal gadget atau smartphone selalu ada digenggamannya, dari bangun tidur sampai dia tidur lagi.
Dony menambahkan juga berdasarkan data yang ada, urutan Indonesia masih di posisi 62. “Paling tidak bukan yang di sepuluh besar dari negara yang paling rentan serangan siber,” ujar Dony. Ini jug membuktikan bahwa masyarakat kini sudah mulai awas menghadapi ancaman siber.
Di urutan pertama ada Yaman dengan persentase serangan sebanyak 72,6%, disusul oleh Afghanistan dengan 71,7%. Sedangkan di urutan 3-5 ditempati oleh tiga negara pecahan Uni Soviet, yaitu Tajikistan (71,4%), Uzbekistan (69,8%), dan Kirgistan (69,8%).
Sedangkan untuk metode penyebaran virus malware, Dony mengungkapkan bahwa berbagai jenis hardware, seperti USB, CD, dan DVD, masih menjadi cara paling efektif bagi malware untuk menyusup ke perangkat.(Icha)