Telko.id – Berdasarkan penelitian dari Wireless Broadband Alliance, disoroti mengenai ketersediaan konektivitas broadband tidak lagi menjadi tantangan untuk daerah pedesaan. Sebab, penelitian tersebut mengemukakan bahwa 57% penduduk perkotaan di dunia saat ini juga tidak terhubung dengan broadband.
Inisiatif untuk meningkatkan jumlah orang yang memiliki koneksi yang konsisten untuk internet telah difokuskan di sekitar masyarakat pedesaan, namun laporan itu menunjukkan masih ada sejumlah kota di negara barat yang memiliki angka koneksi lebih sedikit ketimbang yang diharapkan.
Dilaporkan Telecoms (21/6), Penelitian yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Wifi Dunia pada 20 Juni, menunjukkan New York dan Los Angeles saat ini memiliki 27% dan 25% dari populasi mereka yang digolongkan dalam kategori ‘Urban Broadband Unconnected’. Selanjutnya ada Shanghai yang menjadi kota lain di mana persentase warga perkotaan yang tidak terkoneksi tampaknya lebih tinggi yakni pada 42%.
Seperti diketahui, New York, Los Angeles dan Shanghai bisa dilihat sebagai kota berteknologi maju, jumlah tinggi dari warga yang tidak terkoneksi dapat dikaitkan dengan keragaman kekayaan dan kemakmuran. Laporan tersebut juga mengklaim angka tersebut dikarenakan alasan broadband tidak yang tersedia di lingkungan tertentu, serta harga broadband yang masih sulit dijangkau.
Sementara ini hampir pasti akan dianggap sebagai ‘masalah dunia pertama’, mungkin ada dampak potensial pada masyarakat di daerah lain, misalnya politik, karena lebih banyak komunikasi bergerak secara online, khususnya media sosial.
CIA World Fact Book menyebutkan bahwa Amerika Serikat sebagai salah satu negara paling makmur di dunia, dengan akuntansi GDP sebesar USD 55.800 per kapita, yang membuat statistik yang diambil dari dua kota terkemuka tadi menjadi lebih mengejutkan, meskipun tidak memberikan kejelasan kepada persentase tinggi lainnya di negara Super Power tersebut. Sedangkan Lagos dan Karachi adalah dua dari kota yang menunjukkan jumlah tertinggi warga perkotaan yang tidak terkoneksi dengan masing-masing 88% dan 86% meskipun PDB per kapita mereka terdaftar di USD 6.100 dan USD 5.000, dan dua negara yang telah biasanya terkait dengan kerusuhan politik.
“Ada kesenjangan yang jelas antara si kaya digital dan si miskin digital miskin dan hal ini pada umumnya mencerminkan tren sosial ekonomi di seluruh dunia, cukup mengherankan dengan banyaknya warga yang tidak terkoneksi di kota-kota besar tadi,” ucap Shrikant Shenwai, CEO dari Wireless Broadband Alliance.
“Hari Wifi Dunia (20 Juni) adalah kesempatan untuk mengakui kontribusi yang dibuat untuk membantu menghubungkan masyarakat yang tidak terkoneksi di seluruh dunia, apakah mereka berada di kota-kota besar atau masyarakat pedesaan,” tambah Shenwai.
Laporan ini mengevaluasi 18 dari kota terkemuka termasuk Tokyo, Dusseldorf, New Delhi, Johannesburg dan London, yang terdaftar sebagai kota yang paling terhubung karena hanya 8% dari populasi yang tidak terhubung saat ini. Eropa adalah benua yang paling terhubung dengan menunjukkan tingkat terendah warga yang tidak terkoneksi pada angka 17%, sedangkan di Asia Pasifik 68% warga perkotaan yang tidak terkoneksi.