Telko.id – LG Electronics akhirnya kibarkan bendera putihnya untuk bisnis telepon selularnya. Bisnis unit nya ini akan tutup di seluruh dunia. Keputusan ini pun telah disetujui oleh dewan direksi nya pada Senin (5/4/2021) dan disampaikan nya melalui ke media pada website resminya.
Menurut keterangan nya itu, keputusan strategis LG untuk keluar dari sektor ponsel yang sangat kompetitif akan memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan sumber daya di area pertumbuhan seperti komponen kendaraan listrik, perangkat yang terhubung, rumah pintar, robotika, kecerdasan buatan dan solusi bisnis-ke-bisnis, serta platform dan jasa.
Walau demikian, LG tetap akan memberikan dukungan layanan dan pembaruan perangkat lunak untuk pelanggan produk ponsel yang ada untuk jangka waktu yang berbeda-beda di setiap wilayah. Untuk itu, perusahaan ini akan bekerja sama dengan pemasok dan mitra bisnis selama penutupan bisnis ponsel. Rincian terkait pekerjaan akan ditentukan di tingkat lokal.
Ke depannya, LG akan terus meningkatkan keahlian selulernya dan mengembangkan teknologi terkait mobilitas seperti 6G untuk membantu lebih memperkuat daya saing di bidang bisnis lainnya.
Selain itu, teknologi inti yang dikembangkan selama dua dekade operasi bisnis seluler LG juga akan dipertahankan dan diterapkan pada produk yang ada dan yang akan datang.
Bisnis ponsel diharapkan selesai pada 31 Juli, meskipun inventaris dari beberapa model yang ada mungkin masih tersedia setelah itu.
Pamor LG mobile memang beberapa tahun belakangan ini tidak secemerlang awal-awal dibentuk nya. Produsen ini sempat menjadi salah satu pembuat smartphone top dunia, bahkan masuk tiga besar pada tahun 2013, menurut firma riset Strategy Analytics.
Tetapi perangkat perusahaan sejak itu berkurang popularitasnya, terutama karena pemula China seperti Xiaomi dan Oppo telah melonjak di seluruh dunia.
Bahkan pada tahun lalu, LG tidak lagi berada di antara tujuh pemain teratas secara global, menurut Counterpoint Research, meskipun masih menjadi vendor smartphone terpopuler ketiga di Amerika Serikat, setelah Apple (AAPL) dan Samsung (SSNLF), menurut ke firma riset pasar Canalys. (Icha)