Telko.id, Jakarta – Pemerintah Korea Selatan melakukan perubahan besar-besaran pada sistem komputer yang ada di kantor pemerintah. Mereka berencana untuk mengganti sistem operasi dari Windows ke Linux karena biaya penggunaan Linux yang lebih murah.
Dilansir Telko.id dari Engadget pada Senin (20/05/2019), nantinya Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Negara, akan menguji coba Linux pada perangkat personal computer (PC). Selanjutnya peralihan akan diperluas ke kementerian-kementerian lain di Korea Selatan.
Tidak pasti jenis Linux mana yang akan digunakan pemerintah, dan tidak ada jadwal khusus kapan migrasi akan dilakukan. Namun perlu diketahui jika dukungan Microsoft untuk Windows 7 versi gratis akan berakhir pada 14 Januari 2020.
{Baca juga: Microsoft Danai Proyek AI untuk Penyandang Difabel}
Selain itu Microsoft tak akan lagi menyediakan dukungan untuk pemilik komputer dan laptop yang masih menggunakan sistem operasi itu . Pengguna tak bakal mendapat semua dukungan, termasuk perlindungan dari serangan malware. Pengguna punya waktu setahun sebelum dukungan tak lagi tersedia.
Microsoft juga telah menegaskan bahwa pelanggan korporat dan institusional seperti pemerintah Korsel hanya dapat membayar untuk dukungan pembaruan keamanan Windows hingga Januari 2023 saja.
Raksasa teknologi Amerika Serikat ini akan meningkatkan biaya upgrade setiap tahun mulai 2020 – 2023. Dengan demikian, semakin lama perusahaan menggunakan produk masa lalu itu, akan semakin mahal harganya.
{Baca juga: Dukungan Microsoft untuk Windows 7 Tinggal Setahun}
Microsoft mungkin tidak terlalu memikirkan migrasi sistem yang dilakukan oleh pemerintah Korsel tersebut. Pasalnya Microsoft saat lebih tertarik pada layanan cloud daripada menjual salinan Windows terbaru kepada pemerintah Korsel.
Apalagi rencana untuk berhenti mendukung Windows 7 telah mereka rencanakan sejak lama, karena telah menyiapkan beragam versi terbaru untuk menunjang aktivitas pengguna Windows. [NM/HBS]
Sumber: Engadget