Telko.id, Singapura – Publik Indonesia sempat dibuat terkejut dengan adanya laporan yang menyatakan bahwa 13 juta akun Bukalapak diretas oleh hacker asal Pakistan, Gnosticplayers. Mencegah kejadian serupa terulang, salah satu e-commerce, Lazada langsung memastikan bahwa perlindungan data pengguna menjadi fokus mereka selama ini.
Dijelaskan Chief of Consumer Experience Officer Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo, pihaknya telah membangun dan memperkuat sistem keamanan di Lazada.
Selain itu, tim Security dan Risk Management juga dipastikan akan melindungi keamanan data dari pengguna.
“Kami telah membangun dan terus memperkuat sistem dan tim Security dan Risk Management untuk memastikan keamanan dan perlindungan data konsumen,” katanya, kepada tim Telko.id.
{Baca juga: “Shoppertainment”, Konsep Belanja Menyenangkan ala Lazada}
Sebelumnya, dilaporkan oleh The Hacker News bahwa hacker bernama Gnosticplayers mengklaim telah meretas puluhan situs populer dan menjual hasil retasannya di dark web. Total, hacker ini sudah mendapatkan 890 juta akun dari 32 situs populer.
Kemudian, ia menjual ratusan juta akun tersebut pada 6 dark web dalam empat putaran. Tiga diantaranya telah dilakukan pada bulan lalu pada dark web Dream Market. Sementara untuk putaran keempat, ada 27 juta akun pengguna yang siap dijual dari 6 situs lainnya.
Bukalapak sendiri mengakui bahwa memang ada upaya untuk peretasan pada beberapa waktu lalu. Akan tetapi, tidak ada data penting seperti password, data finansial atau informasi pribadi pengguna yang berhasil didapatkan.
{Baca juga: 3 Produk Terlaris yang Diincar Pengguna Lazada Indonesia, Apa Saja?}
Dihubungi tim Telko.id via pesan singkat, CEO dan Founder Bukalapak, Achmad Zaky menyatakan bahwa pihaknya selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak.
Itu dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna e-commerce tersebut, sekaligus memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan. (FHP)