Telko.id, Jakarta – Beberapa bulan lalu terungkap bahwa Google sedang mengerjakan proyek rahasia bernama Project Dragonfly, yakni mesin pencari yang sudah disensor untuk pasar China. Keputusan tersebut pun jadi kontroversi.
Baru-baru ini, Google bahkan dituding sengaja bekerja sama dengan pemerintah China. Pendiri PayPal berani menuduh Google telah disusupi intelijen China gara-gara berani menggarap Project Dragonfly itu.
Kini, dilaporkan Ubergizmo, raksasa mesin pencarian itu menyatakan telah menutup proyek tersebut. Wakil presiden Google untuk kebijakan publik, Karan Bhatia, mengatakannya pada dengar pendapat dengan Komite Kehakiman.
{Baca juga: Google Lanjutkan Pengembangan Project Dragonfly untuk China}
Juru bicara perusahaan menambahkan bahwa proyek rahasia itu sudah resmi dihentikan. Ia menyebut, mereka kini tidak lagi punya rencana untuk meluncurkan mesin pencari yang telah disensor khusus pasar China.
Namun demikian, dikutip Telko.id, Kamis (18/7/2019), perusahaan tampaknya tidak benar-benar terbuka dengan semua detail tentang proyek tersebut. Pernyataan serupa pernah dilontarkan tetapi hanya bualan.
Oktober 2018 lalu, perusahaan teknologi asal Amerika ini diam-diam melanjutkan rencana untuk mengembangkan mesin pencari di China meski mengaku telah menyetopnya. Informasi tersebut terungkap setelah transkrip Project Dragonfly bocor .
Ketua Mesin Pencari Google, Ben Gomes, mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan Project Dragonfly. Platform itu akan memblokir kata-kata dan ungkapan terlarang di China, seperti “hak asasi manusia”.
{Baca juga : CEO Google Masih Bungkam Soal Proyek Dragonfly ke Senat AS}
Pendiri PayPal dan Palantir, Peter Thiel, mendesak CIA dan FBI mengusut keputusan Google menggarap Project Dragonfly. Ia menganggap perusahaan pembuat Android itu telah berkhianat. Ia curiga mereka disusupi oleh intelijen China. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo