Telko.id, Jakarta – Seorang driver Uber yang teridentifikasi sebagai warga Malaysia bernama Siti Nurhidayah, didakwa dengan tuduhan pemerasan oleh polisi di Australia.
Tuduhan ini bermula ketika pasangan asal Melbourne, Jay dan Dee Windross, kehilangan putri mereka, Amiyah. Gadis berusia 11 bulan ini meninggal akibat kelainan neurologis pada Rabu (24/4/2019) pagi.
Pada saat tertimpa musibah itu, ibunya, Dee, juga kehilangan ponselnya. Padahal, ada banyak foto kenangan almarhum putri mereka sewaktu masih hidup.
Orangtua gadis itu kemudian memohon kepada publik, melalui Facebook. Mereka memohon kepada siapa saja yang menemukan ponselnya agar dikembalikan. Sebab, di ponsel Samsung Galaxy 8 itulah terdapat foto kenangan berharga mereka bersama anaknya. Mereka memohon bagi siapa pun yang menemukan, bisa menghubungi mereka.
“Anak perempuan kami yang berumur 11 bulan saat ini memburuk di ICU dan di ponsel ini terdapat kenangan hari-hari terakhirnya bersama kami. Ponsel ini menyimpan semua ingatan kami tentang dia,” tulisnya.
“Kami memahami bahwa Anda bisa menggunakan ponsel itu, atau Anda dapat menjualnya untuk menghasilkan uang, tetapi harap dipahami bahwa ini berarti lebih dari sekadar uang bagi kami. Ini sangat berharga bagi,” ujarnya.
{Baca juga: Viral, Seorang Jurnalis Wanita Bungkam “Predator” di Pesawat
“Jika uang yang anda butuhkan, kami dengan senang hati akan menawarkan hadiah uang tunai sebagai ganti pengembalian ponsel. Tidak ada pertanyaan yang ditanyakan. Tidak ada dendam,” sambungnya
“Kami mohon kepada anda, sebagai orangtua yang sedang berduka agar tidak menghapus foto di ponsel. Ponsel ini menyimpan kenangan tentang betapa kecilnya kehidupan yang dimiliki putri kami.” kata sang ibu lagi.
“Jika Anda ingin ponsel, kami sangat senang untuk bertemu, kami akan menyalin foto dari telepon itu dan Anda dapat menyimpan ponsel kami. Apa yang ada di ponsel itu bernilai lebih dari apa pun dalam hidup kita,” lanjutnya.
Lima hari setelah ponsel Dee hilang, ayah Amiyah, Jay, kembali memposting ke Facebook untuk mengumumkan kabar duka kematian anak mereka.
Ternyata pengumuman itu dimanfaatkan Siti Nurhidayah untuk berbuat kejahatan. Wanita berusia 24 tahun ini kemudian memeras pasangan tersebut dengan nilai AUD $ 1.000 (sekitar RM2.913). Siti meminta agar uang tersebut disetorkan ke dalam sebuah akun jika mereka menginginkan ponsel mereka kembali.
Menurut New Straits Times, Jay menjelaskan bahwa mereka menerima pesam teks dari pelaku. Namun, pasangan itu kemudian mengetahui bahawa sebenarnya itu hanya tipuan, dan mengetahui Siti tidak memiliki ponsel mereka.
Dalam pesan yang dikirimkan Siti ke Jay, digambarkan seolah-olah, Siti menyesal karena tidak mengangkat telepon masuk dan tidak segera mengembalikan ponsel. Namun, dalam pesan itu, Siti juga meminta uang tebusan sebanyak AUD $ 1.000 atau Rp 10 juta dikirkimkan ke rekeningnya.
Siti bekerja di Australia selama empat bulan terakhir sebagai driver untuk Uber Eats dan memiliki dua anak kecil di Malaysia. Wanita ini akhirnya ditangkap petugas kepolisian dengan tuduhan pemerasan.
{Baca juga: 8 Kejadian Kocak Naik Ojek Online, Nomor 3 Asli Bikin Tepuk Jidat}
“Berjam-jam waktu yang kami habiskan untuk menggendong putri kami, sementara wanita ini sedang duduk di rumahnya sendiri meminta uang dari kami,” katanya.
“Ini tercela, menjijikkan. Mengapa ada orang yang melakukan itu? Dia tahu posisi kita saat ini. Anda bisa tahu dari pesan-pesannya. Dia memiliki dua anak yang masih hidup, saya tidak punya bayi lagi. “
Sementara itu, di luar pengadilan, suami Siti meminta maaf kepada keluarga dan orangtua Amiyah.
“Saya hanya ingin minta maaf karena saya tidak tahu istri saya melakukan itu. Saya benar-benar tidak tahu tentang itu. Kami tidak memiliki telepon. Mungkin dia hanya menggunakannya untuk uang. Saya sekali lagi minta maaf. “
Sayangnya, menurut Jay Windross, hingga saat ini ponsel milik istrinya juga belum ditemukan. [BA/HBS]
Sumber : news.com.au