Telko.id, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bekerja ekstra menggelar penyelenggaraan Pemilu 2019. Selain sibuk mengurus segala hal terkait pemilu, KPU harus menghadapi berbagai serangan konten hoaks yang banyak bertebaran di media sosial.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho melihat bahwa penyelenggara pemilu tersebut menjadi objek serangan Hoaks. Menurut Septiaji, pada hari pencoblosan 17 April 2019, konten hoaks akan menyerang KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Yang akan paling massif diserang adalah penyelenggara pemilu, baik KPU maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu),” kata Septiaji kepada Tim Telko.id, Selasa (16/04/2019)
Septiaji mengatakan bahwa pemerintah perlu tanggap mengatasi serangan hoaks terhadap KPU. Perlu dilakukan langkah hukum terkait konten hoaks jika menyerang legitimasi pemilu 2019.
{Baca juga: Kominfo: 62 Konten Hoaks Beredar Jelang Pemilu 2019}
“Untuk isu yang menyerang legitimasi pemilu saya rasa butuh penindakan hukum yang cepat, tegas dan transparan mengingat dampak kerusakan yang tinggi,” tutur Septiaji.
“Kominfo tetap menjadi garda terdepan untuk memfilter konten negatif dengan menutup akses ke situs abal-abal yang provokatif,” tambah Septiaji.
Konten hoaks juga harus dilawan oleh masyarakat itu sendiri. Septiaji menghimbau kepada masyarakat untuk tetap percaya terhadap KPU, dan memilah informasi yang simpang siur terkait penyelenggaraan pemilu 2019.
Dia memberikan solusi, ketika menemukan informasi yang masih simpangsiur terkait pemilu, maka sebaiknya masyarakat melihat informasi resmi dari lembaga yang otoritatif seperti KPU dan Bawaslu.
“Masyarakat jangan ikut melakukan generalisasi ketika ditemukan potensi kecurangan, dan melabelinya dengan pemilu curang, ketika ada kecurangan, maka ada mekanisme yang berjalan untuk mengatasi kecurangan itu,” tambah Septiaji.
{Baca juga: Masa Tenang Pemilu, Kominfo Himbau Stop Kampanye di Medsos}
Terakhir masyarakat juga diminta untuk mengendalikan diri dan rajin melakukan cek fakta, ketika sebuah konten yang berpotensi hoaks ditemukan.
“Masyarakat harus melakukan pengendalian diri. Menjelang pencoblosan akan ada banyak informasi dengan judul menggoda dan bombastis. Cek lagi sebelum disebarkan,” kata Septiaji. [NM/HBS]