spot_img
Latest Phone

Huawei Watch D2, Bisa Pantau Tekanan Darah 24 Jam

Telko.id - Huawei resmi menghadirkan Huawei Watch D2 di...

Yuk Bikin Galaxy Z Flip6 Jadi Stand Out dengan Flipsuit Case

Telko.id - Huawei resmi memperkenalkan Huawei MatePad Pro 12.2-inch,...

Oppo Pad Air2

Oppo Reno11 Pro (China)

Oppo Reno11 (China)

ARTIKEL TERKAIT

Koneksi IoT Tembus 27 Miliar Pada 2025, China Memimpin Klasemen

Telko.id – Menurut laporan terbaru yang diterbitkan Machina Research, jumlah koneksi Internet of Things (IoT) di dunia – dan pendapatan terkait – akan tumbuh empat kali lipat antara tahun 2015 dan 2025, memberikan kesempatan bagi perusahaan telekomunikasi untuk menghasilkan uang, terutama mereka yang memiliki pengalaman dalam layanan TI perusahaan.

Koneksi IoT global disebut-sebut akan mencapai 27 miliar pada tahun 2025, naik dari 6 miliar koneksi tahun di tahun lalu.

Selama periode yang sama, peluang pendapatan IoT akan tumbuh US$ 3 triliun dari US$750 miliar, dengan total US$ 1,3 triliun datang langsung dari pengguna akhir melalui perangkat, konektivitas dan pendapatan aplikasi, lanjut lembaga riset itu lagi, seperti dilansir dari Totaltele, Jumat (5/8).

Sementara itu sisanya akan berasal dari berbagai sumber termasuk pengembangan aplikasi, integrasi sistem, hosting dan monetisasi data.

Terlepas dari kenyataan bahwa pendapatan dari konektivitas murni yang relatif kecil, yakni US$ 50 miliar pada tahun 2025, diakui CEO Machina Research Matt Hatton, perusahaan telekomunikasi bisa menangkap lebih banyak peluang ketimbang dari apa yang diyakini banyak pengamat industri. Perusahaan telekomunikasi masih akan fokus pada kesempatan yang lebih luas, seperti menyediakan aplikasi IoT yang sebenarnya.

Beberapa operator, sebut saja Vodafone di Inggris, mengejar aplikasi secara agresif, sementara operator lain Tele2 di Swedia lebih fokus pada bagian konektivitas horisontal. Di Indonesia, operator seperti XL Axiata memilih untuk lebih fokus dalam mengembangkan ekosistem untuk layanan IoT. Ekosistem di sini merujuk pada kemampuan menciptakan solusi atas kebutuhan industri dan masyarakat dengan jalan menggabungkan berbagai ragam perangkat yang ada di sekitar.

Pada tahun 2025, 72% dari semua koneksi IoT akan menggunakan teknologi jarak pendek seperti WiFi, Zigbee, dan powerline di dalam gedung, naik sedikit dari 71% saat ini.

Koneksi seluler akan mencapai 2,2 miliar pada tahun 2025, naik dari 334 juta pada akhir 2015, yang sebagian besar akan berbasis LTE, Machina Research memprediksi. Mobil terhubung akan menjadi kunci di sini, mengingat 45% dari koneksi IoT seluler pada 2025 akan berada di sektor itu.

Pilihan area rendah daya, seperti Sigfox, Lora dan LTE-NB1, akan menghasilkan 11% dari koneksi pada tahun 2025, lanjut Machina.

Sementara itu, untuk negara yang akan mempimpin pasar IoT sendiri, China disebut-sebut akan berada di urutan teratas pada tahun 2025, tetapi hanya dengan 21% koneksi IoT dibandingkan dengan AS di angka 20%. Namun AS akan menangkap pangsa pendapatan yang lebih besar dengan 22%, sementara China 19%.

Negara terbesar ketiga yang akan memimpin pasar IoT adalah Jepang, dengan 7% koneksi dan 6% pendapatan.

Pada tahun 2025, IoT akan menghasilkan lebih dari 2 zettabytes data, sebagian besar dari perangkat elektronik konsumen, pungkas Machina.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU