Telko.id – Menjelang hari raya Idul Fitri, tentunya akan semakin marak tindak kejahatan dan menuntut setiap orang untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan mereka.
Tingginya lalu lintas uang pada puasa dan Lebaran juga dimanfaatkan perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk menaikkan jumlah pengguna dan transaksi. Namun, ada juga kekhawatiran yang muncul yaitu ancaman fisik yang menargetkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau Point of Sales (PoS) seperti skimming dan pencurian terhadap ATM. Selain itu, ancaman atau serangan siber pada perangkat lunak ATM juga semakin meningkat: bank melaporkan peningkatan jumlah insiden yang melibatkan malware ATM. Contoh terbaru dengan cara menggantikan hardware card skimmer, tetapi juga memungkinkan penyerang untuk memaksa ATM yang terinfeksi untuk mengeluarkan uang tunai.
Sekadar informasi, terdapat dua cara skimming mesin ATM, yakni secara fisik maupun menggunakan kemampuan IT.
Untuk secara fisik seperti perampokan Bank yang lebih menggunakan kemampuan fisik secara manual seperti menghancurkan mesin ATM.
“Saat ini di Indonesia lebih banyak pencurian fisik ketimbang virtual, namun hal ini hanya tinggal menunggu waktu saja seiring dengan kemajuan IT di Indonesia,” ujar Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia, di Jakarta (23/6).
Sedangkan untuk virtual, adalah pencurian uang nasabah melalui kehandalan IT dan menyerang menggunakan malware yang tentunya akan mengakibatkan pengguna umum menjadi korban, bukan Bank tersebut.
Untuk secara virtual, malware yang hadir di dalam mesin ATM biasanya berusaha untuk merusak sistem keamanan dari OS mesin tersebut. Salah satu serangan siber yang paling merusak pada tahun 2014-2015, dikenal sebagai Carbanak, diantaranya aksi penarikan uang tunai secara besar-besaran serta malware lain yang menargetkan ATM. Tahun ini kami juga mengamati perkembangan pesat dari perampokan bank berteknologi tinggi ini.
“Kebanyakan malware yang berkembang saat ini ada dua, yakni storage dan internet,” tambah Dony.
Donny juga memberikan tips kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya pencurian uang secara virtual, seperti :
- Jangan pernah terima bantuan dr orang lain ketika mengambil atm
- Usahakan selalu menutup, menghalangi nomor pin agar tidak bisa terlihat org lain.
- setelah melakukan transaksi, tekan tombol untuk melakukan transaksi lanjutan dan masukan pin ATM palsu setelah itu cancel dan tarik ATM anda.
- Lokasi ATM yang sepi juga harus dijadikan bahan perrimbangan.
Sejatinya, pihak Bank sudah prepare jikalau mesin ATM mereka terkena malware, namun setiap Bank memiliki treatment tersendiri untuk menjaga kredibilitas keamanan merek.