spot_img
Latest Phone

Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Hadir di Indonesia

Telko.id - Garmin Indonesia secara resmi meluncurkan dan memperkenalkan...

Garmin Run Indonesia 2025 dan Limbah.id berhasil Kumpulkan Hampir 3 Ton Sampah

Telko.id — Garmin Indonesia sukses menggelar ajang lari tahunan...

Instagram Safety Camp: Peran Orang Tua Kunci Keamanan Digital Remaja

Telko.id - Meta menyelenggarakan Instagram Safety Camp di Indonesia...

Garmin Venu 4 Resmi Dirilis, Bawa Wellness Adaptif ke Indonesia

Telko.id - Garmin secara resmi meluncurkan Venu 4 di...

Strava Integrasikan Kacamata Oakley Meta Vanguard AI untuk Aktivitas

Telko.id - Strava, aplikasi pendukung gaya hidup aktif dengan...

ARTIKEL TERKAIT

Kacau! Robot Telemedis “Berani” Vonis Pasien di Depan Keluarga

Telko.id, Jakarta – Prediksi yang menyatakan bahwa profesi manusia akan sepenuhnya diambil alih oleh robot sepertinya tidak akan terjadi. Sebab, ada beberapa bidang yang dilakukan oleh manusia dan tidak bisa digantikan oleh robot, salah satunya adalah telemedis untuk memberikan vonis pasien.

Telemedis memungkinkan dokter dan pasien berkomunikasi tanpa harus tatap muka secara langsung. Caranya, bisa mengandalkan video call maupun teknologi lain untuk memandu pasien melakukan tindakan medis atau konsultasi.

Dilansir New York Times, keluarga seorang pasien bernama Ernest Quintana (78) marah besar kepada Kaiser Permanente Medical Center, Fremont, California, Amerika Serikat. Gara-garanya, dokter menggunakan robot telemedis untuk menggantikannya.

{Baca juga: Hati-hati! Ada Video Bunuh Diri di YouTube Kids}

Pada suatu hari, Quintana mendapat kunjungan dari sebuah robot dengan layar yang menampilkan video sang dokter di lokasi lain. Lewat layar monitor, dokter menyampaikan bahwa Quintana divonis tidak bisa selamat dari penyakitnya.

Seperti dikutip Telko.id, Senin (11/03/2019), Quintana divonis tidak bisa bertahan hidup lama mengingat punya penyakit paru-paru kronis. Sang anak, Catherine Quintana menyatakan sangat marah atas cara yang dilakukan oleh sang dokter.

“Seharusnya dokter datang dan berada di samping ranjang pasien,” ungkap Catherine penuh emosi. “Saya takut dan cemas dengan reaksi Chaterine. Saya bisa melihat kekecewaannya, juga kakek,” timpal Annalisia Wilharm, cucu Quintana.

{Baca juga: Awas! Banyak Video Operasi Plastik ‘Abal-abal’ di YouTube}

Ia menambahkan, selama ini Quintana sudah mengalami penurunan kemampuan pendengaran. Dengan kata lain, Catherine harus menyampaikan ulang vonis dokter ke telinga Quintana karena suara dari layar di robot kurang bisa terdengar.

Pihak rumah sakit mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga Quintana. Perwakilan Kaiser Permanente Medical Center, Gaskill Hames, menyatakan bahwa teknologi itu digunakan untuk membantu rumah sakit melayani pasien. (SN/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

ARTIKEL TERBARU