Telko.id – Jumlah perangkat Wi-Fi yang terpasang tumbuh hampir 7 Miliar di tahun 2016. Hal ini sebagian besar didorong oleh peningkatan adopsi smartphone. Selain itu, throughput yang lebih tinggi, standar industri yang dapat dioperasikan dan kompatibel sesuai dengan standar dari IEEE dan didukung oleh Aliansi Wi-Fi, peningkatan kinerja lainnya serta kemampuan teknis untuk operator termasuk Passpoint dan VoWi-Fi pun disinyalir telah membantu kesuksesan besar ini, seperti yang dilaporkan oleh lembaga riset, Research and Markets yang bertajuk “Carrier Wi-Fi: Model Monetisasi dan Masa Depan Wi-Fi dalam Konteks 5G”.
Dalam laporan tersebut juga menyatakan bahwa Homespots dan penyebaran hotspot dengan biaya rendah telah meningkatkan jumlah area Wi-Fi (hotspot + homespot) dari kurang dari 30 juta di tahun 2013 menjadi 85 juta pada tahun 2016. Pada tahu 2018 pun diharapkan akan mencapai angka 113 juta.
Itu sebabnya, panggilan Wi-Fi voice over atau VoWi-Fi menjadi sebuah bisnis yang akan sangat menarik bagi operator seluler dan peluang bagi para vendor smartphone.
“VoWi-Fi ini akan memberikan banyak manfaat selain meningkatkan cakupan dalam ruangan, termasuk melawan penyedia OTT, memanfaatkan investasi IMS dan VoLTE dan mendukung pembebasan spektrum 2G dan 3G,” kata Amy Cole Senior Manager, Research and Markets, Guinness Centre, Taylors Lane, Dublin 8, Ireland.
Amy menambahkan bahwa VoWi-Fi juga menjadi fundamental Wi-Fi pertama bagi MVNOs dan merupakan pilihan menarik bagi operator fixed-mobile.
Monetisasi jaringan Wi-Fi terdapat dalam beberapa bentuk dan meskipun peluangnya tidak signifikan, namun mampu menyediakan pendapatan tambahan dari seluruh kelompok pelanggan perorangan maupun wholesale. Setidaknya ada lima model bisnis Wi-Fi yang tersedia bagi operator jaringan. Dapat digunakan secara kombinasi atau sendiri, meskipun tidak semua relevan untuk semua jenis operator. Operator terintegrasi (fixed-mobile) dan fixed-MVNO bisa mendapatkan keuntungan dari semua model bisnis yang ada saat operator seluler pertama lebih terbatas.
Tiga operator di Korea, saat ini menjadi yang progresif mengaplikasi Wi-Fi ini terutama tiga operator Korea Selatan, untuk memberikan kecepatan tercepat. Dengan menggabungkan Wi-Fi dengan kecepatan downlink LTE (dengan MCP TP) mampu memberikan kecepatan hingga 1Gbps.
Sementara AIS dari Thailand telah meluncurkan teknologi non-standar ini, termasuk operator seperti Chunghwa dari Taiwan dan M1 dari Singapura yang pertama berinvestasi ke LWA, teknologi standar untuk agregasi LTE-Wi-Fi.
Wi-Fi pun berdasarkan laporan ini akan membantu jaringan berkembang dengan mempercepat migrasi ke 4G, membebaskan spektrum untuk refarming dan dapat membentuk bagian dari jaringan heterogen masa depan dan 5G. Wi-Fi atau tidak, spektrum tanpa izin akan menjadi bagian dari jaringan LTE dan 5G masa depan. (Icha)