Telko.id – Belum lama ini, Asosiasi industri Bitkom melakukan survey dan menyebutkan bahwa Dua-pertiga manufaktur Jerman ternyata terkena serangan kejahatan siber yang membuat industri negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini merugi 43 miliar euro (Rp 740,4 triliun). Dan negara-negara lain pun sangat mungkin mengalami hal yang sama.
Begitu ‘bahaya’ nya serangan di dunia digital ini membuat ITU (International Telecommunication Union pun mengeluarkan Panduan Strategi Cybersecurity Nasional. Peluncurannya ini dilakukan saat berlangsung nya International Telecommunication Union (ITU) Telecom World 2018 di Durban, Afrika Selatan.
“Panduan yang sangat berharga untuk strategi keamanan cyber ini sebagai bukti komitmen ITU untuk selalu mendukung negara-negara anggotanya untuk memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembangunan sosial dan ekonomi,” kata Zhao Houlin, Sekretaris Jenderal ITU, Zhao Houlin, seperti yang dikutip dari ET Telecom.
Zhao menambahkan, “Ketika kami bekerja sama untuk membawa lebih banyak orang online di seluruh dunia, sangat penting untuk menerapkan strategi cybersecurity yang efektif”.
Panduan tersebut merupakan hasil rembukan ITU dengan PBB, sektor swasta, akademisi, masyarakat sipil. Tujuannya adalah untuk membantu negara-negara dalam pengembangan dan implementasi strategi keamanan siber nasional, termasuk kesiapsiagaan dan ketahanan cyber.
Dalam panduan ini juga dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk mengembangkan strategi dengan mempertimbangkan situasi, budaya, dan nilai-nilai kemasyarakatan negara-negara yang berbeda untuk menghasilkan masyarakat yang aman, tangguh, berkemampuan TIK dan terhubung.
Wakil Presiden Senior dan Penasihat Umum Bank Dunia, Sandie Okoro, menekankan perlunya memiliki strategi ketahanan untuk menjaga cybersecurity.
“Mengamankan aset digital – data dan infrastruktur – adalah tantangan pembangunan yang penting. Kami senang dapat berkontribusi dalam proyek ini, dan berharap bahwa panduan ini akan berkontribusi pada partisipasi yang lebih besar dalam ekonomi digital global untuk semua,” kata Okoro. (Icha)