Telko.id – PT ITSEC Asia Tbk (IDX: CYBR), perusahaan keamanan siber dan kecerdasan buatan (cyber–AI) terdepan di Indonesia, hari ini memperkuat momentum pertumbuhan dan ambisi regionalnya melalui pengumuman kinerja keuangan dan progres produk yang konsisten, ekspansi pasar internasional, penyelenggaraan Cybersecurity & AI Summit 2026, hingga peluncuran inisiatif CSR terbaru yang berfokus pada keamanan digital untuk perempuan, SheCure Digital.
Pertumbuhan ITSEC Asia dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh kombinasi antara meningkatnya kebutuhan klien, penguatan kapabilitas produk, serta ekspansi ke sejumlah pasar utama di kawasan.
Selain terus melayani klien korporasi dan institusi yang berkembang di Indonesia, perusahaan juga memperkuat kehadirannya di Australia dan Singapura, serta memperluas operasional ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Mauritius.
Ekspansi ke sejumlah pasar tambahan juga sedang dipersiapkan, sejalan dengan ambisi ITSEC Asia untuk menjadi mitra keamanan siber dan keamanan berbasis AI tingkat regional.

Di berbagai sektor, organisasi kini semakin memandang keamanan siber dan pertahanan berbasis AI sebagai pilar penting bagi keberlanjutan bisnis, kepatuhan regulasi, dan kepercayaan digital.
“Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan pendapatan, tetapi pada pembangunan kerja sama yang tangguh dan tepercaya lintas negara,” ujar Patrick Dannacher, Presiden Direktur & CEO PT ITSEC Asia Tbk.
Dannacher menambahkan bahwa dengan menggabungkan identitas dan kompetensi Indonesia dengan kehadiran yang semakin luas di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Pasifik, Ia memposisikan ITSEC Asia sebagai mitra keamanan siber dan AI yang mampu mendukung klien di mana pun perjalanan transformasi digital mereka berlangsung.
Strategi produk ITSEC Asia semakin berpusat pada operasi keamanan berbasis AI, deteksi ancaman tingkat lanjut, dan layanan terkelola yang dapat diperluas.
Solusi-solusi tersebut dirancang untuk sektor teregulasi, infrastruktur kritis, dan organisasi yang beroperasi lintas otoritas dengan kebutuhan keamanan yang beragam.
ITSEC Cybersecurity & AI Summit 2026
Sebagai bagian dari agenda regionalnya, ITSEC Asia mengumumkan Cybersecurity & AI Summit 2026 yang akan diselenggarakan pada September 2026 di Jakarta.
Acara ini dirancang sebagai platform regional bagi para pembuat kebijakan, regulator, pemimpin teknologi, CISO, serta praktisi industri untuk membahas generasi risiko siber berikutnya yang dibentuk oleh AI dan teknologi baru.
Cybersecurity & AI Summit 2026 akan menghadirkan jajaran pembicara internasional yang lebih kuat, termasuk pemimpin global di bidang keamanan siber, inovator teknologi, dan pakar kebijakan yang membentuk masa depan ketahanan digital.
Melalui konferensi dan forum, acara Summit ini akan mengeksplorasi bagaimana pertahanan berbasis AI dan serangan otonom membentuk ulang gambaran ancaman, serta menelaah dampak signifikan dari quantum computing terhadap kerangka keamanan saat ini.
Di luar aspek teknologi, diskusi-diskusi mendatang juga akan menyoroti bagaimana negara dan organisasi dapat menyelaraskan ketahanan siber dengan ambisi ekonomi digital, prioritas investasi, dan kerangka regulasi yang terus berkembang, sehingga pertumbuhan dan inovasi dapat didukung oleh keamanan jangka panjang.
“Risiko keamanan siber bukan lagi sekadar isu teknis, melainkan diskusi di tingkat pemimpin perusahaan dan para pembuat kebijakan,” tambah Dannacher.
Menurut Dannacher, melalui Cybersecurity & AI Summit 2026, kami ingin Jakarta menjadi titik temu, tempat para pengambil keputusan dapat menghubungkan teknologi, regulasi, dan investasi secara strategis untuk mendukung pertumbuhan digital yang berkelanjutan.
”SheCure Digital: Memberdayakan Perempuan agar “Aman di Ruang Digital”
Seiring dengan agenda pertumbuhan dan pengumuman Summit, ITSEC Asia juga memperkenalkan SheCure Digital, sebuah inisiatif CSR yang dirancang untuk memberdayakan perempuan agar lebih aman dan percaya diri dalam beraktivitas di ruang digital.

Program ini berangkat dari kenyataan bahwa seiring dengan semakin banyak aspek kehidupan yang berpindah ke ranah online, ancaman digital seperti pelecehan, penipuan, dan kekerasan berbasis digital seringkali lebih berdampak pada perempuan, di saat mekanisme perlindungan masih terpecah atau sulit diakses.
SheCure Digital dibangun di atas tiga pilar utama:Pengetahuan dan Kapabilitas Edukasi mengenai digital hygiene, privasi, keamanan online, serta cara mengenali dan merespons kekerasan digital, disesuaikan dengan berbagai kelompok usia dan komunitas.
Dukungan dan Perlindungan Kolaborasi untuk menyediakan akses ke perangkat pendukung, kanal pelaporan, serta jaringan dukungan tepercaya bagi perempuan yang menghadapi ancaman digital.Inspirasi dan Visibilitas Inisiatif storytelling yang menampilkan pengalaman nyata dan figur teladan, agar mendorong perempuan untuk lebih percaya diri berpartisipasi dalam ekonomi digital dan ruang publik.
“Perempuan adalah salah satu pengguna platform digital paling aktif, namun juga termasuk yang paling terekspos saat terjadi insiden,” tambah Stefanus ‘Steve’ Saerang, Head of Communications PT ITSEC Asia Tbk.
Menurut Steve, SheCure Digital menggabungkan keahlian kami di bidang keamanan siber dengan edukasi, kemitraan, dan program komunitas, agar lebih banyak perempuan dapat menjelajahi dunia digital dengan percaya diri, bukan takut.
”ITSEC Asia berencana mengimplementasikan SheCure Digital melalui kerja sama dengan komunitas, institusi pendidikan, LSM, mitra industri, dan regulator, dengan fokus pada program terstruktur yang dapat diperluas untuk menjangkau perempuan di seluruh Indonesia,” ujar Steve menjelaskan.
Komitmen Jangka Panjang untuk Mewujudkan Masa Depan Digital yang Lebih Aman
Melalui ekspansi regional, pengembangan produk, penyelenggaraan Summit, dan agenda CSR, pesan utama ITSEC Asia tetap konsisten: transformasi digital membutuhkan security-by-design dan inclusion-by-design.
Perusahaan percaya bahwa kemajuan yang berkelanjutan dalam ekonomi digital bergantung tidak hanya pada inovasi teknologi, tetapi juga pada tata kelola yang kuat, pengembangan keterampilan, serta perlindungan bagi kelompok rentan.
“Segala sesuatu yang terhubung harus dilindungi dan perlindungan tersebut harus mencakup sistem maupun manusianya,” tutup Dannacher.
Dannacher menyebut kan bahwa tujuannya adalah berkontribusi pada ekosistem di mana bisnis dapat bertumbuh, masyarakat dapat terdigitalisasi dengan percaya diri, dan lebih banyak individu, termasuk perempuan dan generasi muda, dapat berpartisipasi dengan aman di ruang digital. (Icha)


