Telko.id – Gelaran IoT Creation tahun ini telah memasuki tahun keempatnya. Pada Kamis (3/11/2022), di Jakarta, ajang yang digagas Direktorat Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, bekerjasama dengan Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) ini pun telah sampai di tahap akhir.
Agritronz, platform Smart of Things (IoT) pada bidang pertanian hortikultura yang mengintegrasikan platform New Renewable Energy berbasis Solar Cell System dengan platform Internet of Things dan sistem manajemen data, berhasil menjadi pemenang untuk kategori Smart Solution Hunts.
Sementara di kategori Hands on Workshop, solusi E-Kamling dari NSC Tech, yang merupakan sistem elektronik keamanan lingkungan yang terintegrasi dengan IoT, berhasil menjadi juara pertama.
Hadirnya IoT Creation 2022 digagas dengan tujuan menumbuhkembangkan inisiatif dan kreativitas anak bangsa dalam menghadapi transformasi digital, khususnya dalam pengembangan solusi teknologi IoT. Hal ini tak lepas dari besarnya potensi pemanfaatan teknologi IoT di tengah geliat transformasi digital dan perwujudan Indonesia 4.0.
Menurut Google, Bain, dan Temasek, pada 2021 lalu, valuasi ekonomi digital Indonesia sendiri tercatat sebesar nilai 70 miliar dolar AS. Nilai valuasi ini diprediksi akan meningkat, pada 2025 yaitu mencapai 146 miliar dolar AS. Nilai ini pun berkontribusi 40 persen pada total valuasi ekonomi digital di Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia telah menargetkan sektor digital untuk menyumbang 18 persen dari total PDB Indonesia pada 2030. Beberapa sektor prioritas untuk mendukung terwujudnya target tersebut dalam kerangka peta jalan Indonesia digital 2021-2024, adalah sektor perindustrian, pertanian dan perikanan, real estate dan perkotaan, dan lembaga pemerintahan.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail, dalam sambutannya menyampaikan, tren percepatan digitalisasi ini membuka peluang untuk reorientasi pertumbuhan sektor-sektor tersebut menjadi lebih efisien dan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.
“Peran konektivitas data berbasis internet kecepatan tinggi (broadband) telah banyak mengubah cara berbisnis para pelaku usaha dewasa ini. Termasuk di sektor perindustrian,” ujarnya.
Revolusi Industri 4.0 yang terus melaju saat ini, telah mendorong peningkatan kebutuhan terhadap proses bisnis dan proses produksi yang semakin terotomatisasi, antara lain melalui penerapan teknologi IoT, antarmuka mesin-ke-mesin dan manusia-ke-mesin, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Big Data Analytics, dan berbagai teknologi canggih lainnya.
Menurut Ismail, pemanfaatan IoT secara masif ini, akan membuka peluang bagi karya anak bangsa untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Solusi IoT karya anak bangsa diharapkan terus mendominasi sehingga mampu bersaing dengan aplikasi dari luar Indonesia.
Kehadiran ruang digital saat ini pun harus dimanfaatkan secara produktif. “Internet of Things merupakan teknologi yang sangat applicable untuk diterapkan. Dengan pemanfaatan sensor untuk menangkap data dalam berbagai keadaan, baik itu cuaca, suhu, kecepatan. Kemudian, semuanya akan menjadi modal utama lahirnya solusi terintegrasi untuk mengatasi berbagai permasalahan sehari-hari,” ujarnya.
Ismail menyampaikan, pengembangan ekosistem IoT di Tanah Air saat ini penting untuk terus ditumbuhkembangkan. “Berbagai masalah yang ada di Indonesia, terbilang khas dan memiliki keunikan tersendiri. Hal inilah yang diharapkan akan terus mendorong kreativitas anak bangsa untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, melalui kehadiran solusi teknologi yang nyata,” ia melanjutkan.
Acara IoT Creation tahun ini memiliki memiliki beberapa kegiatan utama, yaitu seminar untuk transfer knowledge yang terbuka untuk umum. Kemudian, Hands-on Workshop IoT Creation yang mengajak para pegiat mengikuti sejauh mana teknologi bisa menjadi solusi dengan memanfaatkan modul Long Range (LoRA) dan platform cloud sebagai solusi IoT.
Kegiatan ketiga, Smart Solutions Hunt Competition yang mencari solusi atau perangkat bagi start up dan perusahaan berbadan hukum yang memiliki solusi berbasis IoT. Peserta mendapatkan beberapa sesi khusus untuk mentoring dengan para pakar dan praktisi seperti kelas mentoring bisnis, teknis, regulasi dibidang IoT bagi 10 tim terbaik.
Ketua Asosiasi IoT Indonesia (Asioti), Teguh Prasetya menjelaskan, sejak mulai di kick off lima bulan lalu, baik secara daring maupun luring, peminat yang tertarik mengikuti acara ini terus meningkat.
“Kegiatan ini hadir untuk menggali potensi dari anak bangsa agar terus berinovasi dan mengedepankan solusi yang bisa menecahkan masalah yang ada di sekeliling kita. Beragamnya solusi IoT yang ada, ditambah mulai berakhirnya pandemi, membuat IoT menjadi solusi andalan yang dapat membantu masyarakat menghadapi berbagai permasalahan sehari-hari,” ujarnya.
Teguh juga mengungkapkan harapannya, agar kegatan ini dapat makin mendukung industri IoT dalam negeri. Termasuk dengan lahirnya beragam solusi, baik dari komunitas, pegiat, sekolah, periset, usaha rintisan, hingga perusahaan yang ada di Indonesia.
“Berbagai upaya kontribusi ini diharapkan akan makin mendukung transformasi digital yang berujung pada pemulihan ekonomi ke depan,” Teguh melanjutkan.
Setelah pengumuman dilakukan, ASIOTI juga akan memberikan panduan unuk para pemenang untuk bisa disertifikasi. Dengan demikian, berbagai inovasi yang dilahirkan para pemenang ini, akan bisa dilakukan komersialisasi secara langsung.
Hal ini sejalan dengan kebutuhan industri, dimana diprediksikan industri IoT akan mencapai nilai 40 miliar dolar AS atau sekitar 550 trliun rupiah. Dengan jumlah perangkat mencapai 678 juta di 2025. (Icha)